Tips Sederhana Memelihara Ikan Cupang untuk Pemula
Ikan cupang memang sedang naik daun akhir-akhir ini, banyak masyarakat menjadikannya sebagai hobi baru di saat pandemi corona.
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Nani Rachmaini
Tips Sederhana Memelihara Ikan Cupang untuk Pemula
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Ikan cupang memang sedang naik daun akhir-akhir ini, banyak masyarakat menjadikannya sebagai hobi baru di saat pandemi corona.
Tapi ada juga yang enggan untuk memelihara ikan ini sebagai hobinya.
Tidak mau repot dalam perawatan menjadi faktor utama penyebabnya.
Panut peternak ikan cupang sukses di Kota Jambi mengatakan, memelihara ikan cupang sebenarnya tidak begitu rumit.
“Asalkan kita memperhatikan empat faktor ini,” ujarnya kepada Tribunjambi.com, Kamis (15/1/2020).
Adapun empat faktor yang dimaksud pria 24 tahun ini adalah:
Gunakan Air Dengan PH 7.0
Untuk mendapatkan kualitas ikan yang baik, gunakanlah air dengan PH 7.0. Namun untuk pemula tentu akan kerepotan untuk menentukan PH air.
Panut mengatakan, biar tidak repot bisa menggunakan air galon isi ulang. Air galon ini cenderung lebih aman ketimbang menggunakan air tanah yang tidak tau kualitasnya.
Ganti Air Tiga Hari Sekali
Amonia dari kotoran dan sisa makanan dapat menyebabkan ikan menjadi stres dan berujung kematian.
Untuk mengatasinya, gantilah air secara berkala. Tapi jangan terlalu keseringan juga, karena dapat menyebabkan ikan stres. Gantilah setiap tiga hari sekali.
Dikasih sedikit Garam
Setelah air diganti berikan sedikit garam. Pemberian garam ini tidak boleh terlalu banyak.
Tujuan diberikan garam ini untuk mematikan kuman yang ada di air. Sehingga air lebih bersahabat untuk ikan.
Jika ada daun ketapang bisa masukan daun ketapang yang sudah kering ke dalam air. Namun penggunaan daun ketang ini harus hati-hati.
Pastikan daunya dalam keadaan sudah benar-benar kering, sehingga getah daun itu sudah tidak ada lagi.
Gunakan Pakan organik
Panut yang penjualan ikan cupangnya sudah sampai ke Eropa menyarankan untuk menggunakan pakan organik, seperti jentik nyamuk, kutu air dan cacing merah.
Namun jika tidak ingin repot dan menggunakan pelet, yang perlu diperhatikan adalah takaranya. Jangan terlalu banyak memberikan pakan.
Sisa pakan yang tidak habis akan menjadi amonia yang bisa berujung kematian.
( Tribunjambi/Rinaldi).
Penangkaran Ikan Cupang di Jambi ini, Miliki Konsumen Sampai Eropa
Geliat bisnis UMKM kota Jambi saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata.
Karena selain mampu memenuhi permintaan pasar domestik.
Beberapa dari mereka juga memiliki konsumen sampai keluar negeri.
Satu di antaranya Panut (24), pria muda yang fokus beternak ikan cupang sejak 2014 silam telah memiliki pangsa pasar sampai ke Eropa.
Spanyol, Jerman Belgia dan beberapa negara Eropa lain menjadi segmen pasarnya.
Selain itu, Amerika, Singapura dan negeri Jiran Malaysia juga menjadi market pasarnya.
Sedangkan pasar dalam negeri banyak berasal dari Jabodetabek.
Panut mengatakan, pengiriman keluar negeri paling rutin ke negeri jiran Malaysia, minimal satu bulan sekali.
“Sekali pengiriman minimal 100 ekor ikan,” Ujarnya kepada Tribunjambi.com, Kamis (15/10/2020).
Dalam satu bulan pria ini mampu menjual sekitar 400 ikan cupang.
Harga ikan cupangnya sendiri bervariasi, untuk kualitas premium yang biasa dikirim ke Eropa dan Amerika Panut mematok harga Rp 2,5 Juta per ekor.
Sedangkan untuk pasar Asia dan dalam negeri harga ikannya mulai dari Rp 100 ribuan.
“Tergantung jenis dan kelasnya lagi,” Timpalnya.
Lebih lanjut panut mengatakan, untuk saat ini permintaan ikan cupang didominasi oleh ikan cupang hias.
Untuk ikan cupang aduan sendiri tidak begitu banyak.
Itulah yang menyebabkan dia fokus untuk budidaya ikan cupang hias di rumahnya.
Saat ini di penangkaranya, Panut memiliki stok ikan cupang sebanyak 5000 an dan itu ikan cupan hias semua.
Banyaknya stok ikan karena dampak dari pandemi Corona, khususnya di awal-awal pandemi kamarin.
Kekhawatiran konsumen untuk bertransaksi, ditambah lagi tidak adanya jadwal penerbangan menjadi kendala utama dia dalam memasarkan ikannya saat pandemi kemarin.
Tapi sekarang kondisi sudah berangsur pulih, bahkan permintaan sudah kembali tinggi.
Pengiriman keluar negeri pun sudah mulai dilakukan lagi.
Saat ini dia mampu meraup omset hingga Rp 50 juta sebulan.
Untuk mencapai pasar yang begitu luas, pria yang tinggal di Jalan Ra Kartini, Talang Bakung Kota Jambi ini memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk mempromosikan dagangannya.
Sebelum tahun 2018, di saat sosmed belum se-booming saat ini. untuk pemasaranya dia memanfaatkan Website.
Barulah setelah 2018 dia perlahan meninggalkan website untuk fokus memasarkan dagangannya di sosial media.
Konsumen Panut biasanya melakukan pemesanan melalui aplikasi Wa ke nomor 0822 8101 0019.
(Tribunjambi.com/Rinaldi).