Menkes Terawan Sebut Vaksin Merah Putih Baru Siap 2022, Sementara Berharap Dari Vaksin Ini

Indonesia juga membuat vaksin Merah Putih. Namun, vaksin tersebut diperkirakan baru akan siap pada 2022.

Editor: Rahimin
Warta Kota/henry lopulalan
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto 

TRIBUNJAMBI.COM - Indonesia juga membuat vaksin Merah Putih. Namun, vaksin tersebut diperkirakan baru akan siap pada 2022.

Hal itu dikatakan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto.

Sambil menanti vaksin tersebut siap, pemerintah bekerja sama dengan China dan Inggris dalam mendapatkan kandidat vaksin Covid-19. Kandidat vaksin yang dimaksud yakni Sinovac (China), Sinopharm (China) dan Astra Zeneca (Inggris).

“Sambil menunggu vaksin Merah Putih yang diperkirakan baru akan siap pada awal 2022, kita manfaatkan kerja sama dengan China dan Inggris," ujar Terawan sebagaimana dikutip dari siaran pers di laman resmi Kemenkes, Kamis (15/10/2020).

Baca juga: Viral Video Kericuhan di Kabupaten TTS, Ibu-ibu Tergeletak di Tanah Dibanting Anggota Pol PP

Baca juga: Lowongan Kerja Terbaru PT BAI di Kepulauan Riau Membutuhkan 900 Pekerja, Simak Informasinya

Baca juga: Chord Gitar Pergilah Kasih, Chrisye, Pergilah Kasih Kejarlah Keinginanmu

"Karena vaksin ini perlu dua kali suntik, maka kita perlu atur prioritas pemberian vaksin. Kita prioritaskan dahulu pada tenaga kesehatan garda terdepan,” jelasnya.

Dia melanjutkan, pemerintah menargetkan vaksin dari China dan Inggris dapat memenuhi cakupan minimal 70 persen populasi masyarakat Indonesia.

Ilustrasi vaksin Covid-19
Ilustrasi vaksin Covid-19 (Shutterstock via Kompas)

Selain itu, pemerintah juga menggandeng organisasi/aliansi internasional, yaitu Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dan Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI). Nantinya, kandidat vaksin dari organisasi/aliansi internasional CEPI dan GAVI akan menjamin akses vaksin terhadap 20 persen populasi Indonesia.

Sementara itu, apabila nanti vaksin Merah Putih telah siap, diharapkan bisa memenuhi kekurangan kebutuhan vaksin di Indonesia.

Lebih lanjut Terawan menjelaskan, Kemenkes menyusun dua Rancangan Permenkes (RPMK), yakni tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Imunisasi dalam rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.

Baca juga: Oknum Jaksa di Batam Diduga jual Kapal Vietnam Sitaan ke Pengusaha

Baca juga: Perjalanan Rumah Tangga Nita Thalia, Mula Tak Suka Hingga Di Penuhi Rasa Bersalah Dan Terima Cibiran

Baca juga: Ini Jabatan Sebelumnya Wakapolda Jambi Brigjen Yudawan Riswinarso Pengganti Brigjen Dul Alim

"RPMK dibahas baik internal lintas program dan lintas sektor dengan melibatkan institusi penting dalam proses pengadaan antara lain LKPP, BPKP, KPK," tambah Terawan.

Sementara itu, dalam kunjungan kerja ke London, Sekretariat Jenderal Kemenkes menandatangani Letter of Intent (LoI) antara Kemenkes dan Astra Zeneca tentang kerja sama pengadaan vaksin.

Indonesia menyatakan minat terhadap kandidat vaksin dari Astra Zeneca untuk pengadaan sebesar 100 juta dosis pada 2021.

Ilustrasi Vaksin Covid-19
Ilustrasi Vaksin Covid-19 (Kolase Freepik)

Sekretaris Jenderal Kemenkes Oscar Primadi mengatakan, pemerintah Indonesia bersyukur dapat membuka hubungan yang konstruktif dengan AstraZeneca mengenai pembelian kandidat vaksin yang saat ini sedang dikembangkan oleh Oxford University dan AstraZeneca sebagai salah satu kandidat vaksin Covid-19 WHO.

"Dengan penandatanganan perjanjian ini, Kemenkes dan AstraZeneca berniat untuk menuntaskan perjanjian pembelian di muka pada akhir Oktober 2020 sehingga kami dapat memberikan akses vaksin Covid-19 kepada seluruh masyarakat Indonesia,” katanya.

Baca juga: Wakapolres Takalar Langsung Dicopot Terkait Kasus Pencabulan Wanita Pembuat SIM

Baca juga: Kasus Penyuka Sesama Jenis Terbongkar, Pimpinan TNI Marah Besar, Praka P Langsung Dipecat

Baca juga: Perusahaan Farmasi di Inggris Akan Sediakan 100 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Untuk Indonesia

Oscar melanjutkan, dalam proses pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi memerlukan kehati-hatian dan penanganan yang betul-betul teliti. Terlebih perubahan virus juga harus selalu diamati.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved