Pedagang Tempura Danau Sipin Tak Lagi Makan dari Uang Tabungan
Setelah dua pekan area publik Kota Jambi ditutup, Senin (13/10/2020) dibuka kembali. Dua hari dibuka, pedagang tempura merasa bersyukur, Rabu (13/10
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Nani Rachmaini
Pedagang Tempura Danau Sipin Tak Lagi Makan dari Uang Tabungan
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Setelah dua pekan area publik Kota Jambi ditutup, Senin (13/10/2020) dibuka kembali.
Dua hari dibuka, pedagang tempura merasa bersyukur, Rabu (13/10/2020).
"Mulai Senin itu dibuka memang nggak langsung banyak."
"Tapi hari ini sudah mulai banyak lah," ujar Desi, pedagang tempura di dalam kawasan Danau Sipin..
Terlihat beberapa pedagang berjualan kembali. Driver ketek juga sudah beroperasi.
"Alhamdulillah lah bisa ada pemasukan lagi."
"Kemaren selama Danau Sipin ditutup, suami nggak bawa ketek, saya juga nggak bisa jualan," ungkapnya.
Desi mengatakan, karena tidak ada bantuan dari pemerintah, ia menggantungkan kebutuhan pokoknya dari uang tabungan.
"Sebelum (28/09) pemberitahuan penutupan Danau Sipin ini, keluarga kami mulai mengurangi pengeluaran."
"Jadi selama penutupan itu kami makan sehari-hari pakai uang tabungan lah."
"Nggak punya uang pendapatan sama sekali," lanjutnya.
Ia bersyukur bahwa sudah dibukanya kembali area publik.
Karena ketika ditutupnya Danau Sipin, ia tak bisa berjualan di depan rumahnya, lantaran sepi orang berlalu lalang.
"Pendapatannya nggak sampai 100 ribu Rupiah."
"Tapi ya alhamdulillah, dari pada ditutup," ujarnya.
Katanya, ia tak lagi makan dengan uang tabungan.
Karena selama dibuka kembali Danau Sipin, pendapatan mulai ada.
Istri Amid, merupakan penjual tempura di Danau Sipin.
Ia juga bersyukur saat ini sudah dibuka kembali.
"Saat ini sudah dibuka pemasukan mendingan."
"Kemaren andalannya pembeli depan rumah, padahal jarang orang lewat," kata Amid.
(TribunJambi/Rara Khushshoh Azzahro)
Tukang Ketek Tetap Tunggu Pelanggan demi Keluarga
Covid-19 gelombang ke dua yang terjadi di Jambi, juga mempengaruhi pendapatan penarik ketek di lokasi wisata Danau Sipin, Kota Jambi.
Penurunan pendapatan penarik ketek di Danau Sipin mencapai 85 persen. Meski pendapatan menurun sangat jauh, beberapa penarik ketek tetap berada di sana menunggu penumpang.

"Sudah hampir dua minggu pendapatan menurun dan semakin hari semakin menurun," jelas Jimi supir ketek Danau Sipin.
Faktor utama menurunnya pendapatan tukang ketek karena semakin meningkatnya pasien Covid-19 dan pengunjung juga semakin takut untuk datang ke tempat wisata.
Faktor penurunan pendapatannya karena pasien Covid-19 semakin banyak dan semakin pengunjung yang datang semakin takut," ucapnya.
Sejak pandemi Covid-19 merebak di Jambi, pendapatan penarik ketek di Danau Sipin turun drastis, alih-alih sempat membaik usai lebaran, kini pendapatan mereka kembali anjlok seiring meningkatnya kasus Covid-19 di Jambi.
"Penurunan pendapatan yang dirasakan sangat jauh, hampir 85 persen pendapatan menurun, orang semakin takut dan semakin sepi yang datang," tambahnya.
Meskipun pengunjung wisata Danau Sipin semakin hari semakin sepi, beberapa tukang ketek tetap berada di sana berharap mendapatkan pelanggan demi memenuhi kebutuhan keluarga.
"Meskipun pengunjung sepi dan kami tetap narik di sini, karena pekerjaan kami cuma di sini, tidak ada pekerjaan yang lain, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya harus tetap narik, selalu bersyukur dan semoga semua cepat berlalu," kata Ucok supir ketek area Danau Sipin.
(tribunjambi/ade setyawati)