Kekerasan seksual pada anak
UPDATE Pelaku Kekerasan Seksual Anak di Gereja Depok Didakwa Pasal Berlapis, Ini Cerita Ayah Korban
Kasus kekerasan seksual yang dialami sejumlah anak laki-laki oleh pembimbing kegiatan mereka di sebuah gereja di Depok mulai memasuki persidangan, Sen
Meski pahit, namun Guntur tetap meneruskan kasus ini ke ranah hukum.
Bukan tak sayang dengan psikis sang anak, justru Guntur merasa apa yang dilakukan ini dapat menjadi pelajaran untuk anaknya, dirinya, dan orang-orang di luar sana.
"Saya mau kasih tahu ke anak saya juga bahwa apa yang menimpanya ini adalah hal yang dilarang, melanggar hukum. Apa yang dilakukan tersangka itu adalah perbuatan terlarang," tandasnya.
"Saya juga ingin kasus ini tidak terus menerus dilakukan oleh tersangka, supaya ke depan tidak ada lagi korban-korban lainnya," tambah Guntur.
• CATAT! 12 Hoaks Tentang UU Cipta Kerja dan 12 Perintah Kapolri Terkait Penolakan Omnibus Law
Jalani terapi
Pasca terbongkarnya kasus pelecehan seksual ini, Guntur mengatakan sang putra semata wayangnya itu harus menjalani terapi bersama psikolog untuk menghilangkan trauma dan kemungkinan buruk lainnya di masa depan.
Hampir setiap minggu, kata Guntur, J mendapat konseling dari psikolog.
Ketika awal-awal kasus terungkap pun, Guntur mengaku anaknya kerap marah secara tiba-tiba bila mengingat apa yang terjadi pada dirinya.
"Waktu awal bimbingan apalagi, dia marah sekali dengan apa yang dialaminya itu. Kalau dia lagi ingat kejadiannya, dia marah dan nangis sendiri," jelasnya.
"Sama saya juga akhirnya jadi takut, tapi saya terus bimbing dia, dampingi dia, dan selalu menenangkan dia, terlebih ini kan masuk ke proses pengadilan ya," kata Guntur lagi.
Ia pun berharap, tersangka dapat dihukum sesuai dengan apa yang telah dilakukannya.
Terlebih apa yang dilakukan tersangka dapat merusak masa depan sang anak dan anak-anak lain yang menjadi korban.
"Saya juga berharap anak saya bisa cepat pulih lagi, traumanya bisa hilang dan secara psikisnya juga baik. Agar tidak sampai terbawa hingga dia dewasa nanti," harap Guntur.
Empat dari 21 Korban
Dihubungi terpisah, menurut Azas Tigor Nainggolan, Kuasa Hukum Korban, sejauh ini sudah ada dua berkas laporan polisi terkait kasus ini.
"Berkas pertama yang sudah memasuki persidangan merupakan laporan dari dua orang korban sebagai pelapor dan satu orang korban sebagai saksi," tuturnya kepada Wartakotalive.com, Selasa (6/10/2020).
"Sedang berkas kedua ada satu orang korban sebagai pelapor," imbuhnya.