G30S PKI
Putri DI Panjaitan Ungkap Detik-detik Mengerikan Tragedi G30S PKI yang Menewaskan sang Ayah
Peristiwa G30S PKI, begini kesaksian putri dari DI Panjaitan, bagaimana kejamnya sosok Pahlawan Revolusi tersebut.
TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa G30S PKI, begini kesaksian putri dari DI Panjaitan, bagaimana kejamnya sosok Pahlawan Revolusi tersebut.
Kenangan tragis dalam peristiwa G30S PKI itu masih membekas hingga kini.
Catherine Panjaitan, anak DI Panjaitan ungkap penyiksaan yang dialami sang ayah pada tragedi G30S PKI.
Donald Isaac Panjaitan atau DI Panjaitan ditembak oleh antek PKI di rumahnya, menjelang subuh.
Sebelum menembak DI Panjaitan, para tentara pejemput itu lebih dulu menembak dua orang lainnya di rumah itu.
• Putri DI Panjaitan Terniang Kekejaman saat G30S PKI, Lihat Ayahnya Dibunuh Antek PKI Depan Matanya
DI Panjaitan dibunuh pada 1 Oktober 1965.
Sang putri bernama Catherine Panjaitan menjadi saksi mata. Ia melihat sendiri penembakan ayahnya.
Dikutip dari berbagai sumber, arsip berita Tribunnews.com dan kanal Youtube iNews Talkshow & Magazine, Catherine mengatakan, antek PKI datang ke rumahnya saat pagi hari tanggal 1 Oktober 1965.
Catherine ketika itu terbangun sekitar pukul 4.00 WIB.
"Banyak suara sepatu boots," terangnya.
Saat melihat ke luar jendela dari kamarnya di lantai dua, Catherine melihat puluhan orang berseragam tentara telah mengepung rumahnya.
"Mula-mula mereka datang dengan cara mengepung rumah, di depan beberapa truk dan lewat belakang beberapa truk. Kita terbangun karena mereka ribut," imbuhnya.
"Mereka teriak-teriak 'Bapak Jenderal..Bapak Jenderal'," sambungnya.
Catherine menyatakan, saat itu mereka memaksa masuk ke rumah dan menembak pembantu serta pamannya yang berada di lantai dasar.
• Catherine Anak DI Panjaitan, Lihat Ayah Ditembak, Rumah Dikepung & Teriakan Bapak Jendral
"Saya sibuk telepon tapi ya jaman dulu kan paralel itu di bawah dan di atas, mereka menggunting jadi kan enggak bisa cari bantuan," tegasnya.
Mereka kemudian sampai di tangga dan teriak memanggil DI Panjaitan.
Saat itu DI Panjaitan sedang sibuk menghubungi beberapa pihak hingga kemudian sang istri, Marieke Pandjaitan yang menjawabnya.
"Ibu saya bilang 'Ya pakai pakaian dulu'," imbuh Chaterine.
Usai memakai seragam lengkap, DI Panjaitan turuh ke bawah dari lantai dua kediamannnya.
Sebelum turun, ia sempat memandang wajah sang buah hati.
Chaterine yang berusia 17 tahun saat itu mengungkapkan ingin menemani sang ayah ketika beranjak ke lantai bawah.
Meski demikian, keinginannya itu dilarang oleh DI Panjaitan.
"Menurut rekonstruksi, mereka menarik ayah saya secara paksa keluar," imbuhnya.
Seorang berseragam hijau dan topi baja berseru, "Siap. Beri hormat".
Namun, DI Panjaitan hanya mengambil topi dan mengapitnya di ketiak kiri.
Adanya aksi itu, si tentara memukul Panjaitan dengan gagang senapan dan kemudian jatuh.
"Saya naik ke balkon mau lihat apa kelanjutannya, saya lihat ayah saya disuruh hormat terhadap perwira. Ayah saya tidak mau dan langsung dipukul," sambungnya.
Chaterine menegaskan, DI Panjaitan jatuh ketika dipukul dan dirinya lari turun ke bawah untuk melihat kelanjutan peristiwa itu.
Namun, sesampainya di lantai bawah kediamannya, Chaterine mengatakan sosok DI Panjaitan sudah tak ada lagi.
"Ternyata ditembak di dahinya tapi pas saya turun udah enggak ada lagi. Ayah saya diseret dan dilempar lewat gerbang karena gerbang dikunci. Dilempar seperti binatang," jelasnya.
Jenazah DI Panjaitan itu dibuang ke dalam sumur di kawasan Lubang Buaya.
Lubang Buaya merupakan tempat di kawasan Pondok Gede, Jakarta yang menjadi tempat pembuangan para Korban G30S PKI.
Chaterine juga membenarkan jalan cerita film G30S PKI merupakan benar adanya karena ia ikut terlibat dalam memberikan kesaksian peristiwa itu.
"Persis almarhum Arifin C Noer (red: sutradara) gambarkan," imbuhnya.
Chaterine juga menyatakan, Arifin C Noer melakukan wawancara satu per satu dengan saksi peristiwa G30S/PKI.
(*)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Sejarah G30S/PKI - Kesaksian Putri DI Panjaitan, Ayahnya Ditembak di Dahi, Diseret Lalu Dilempar, https://aceh.tribunnews.com/2020/09/28/sejarah-g30spki-kesaksian-putri-di-panjaitan-ayahnya-ditembak-di-dahi-diseret-lalu-dilempar?page=all.
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul G30S/PKI - Kesaksian Putri DI Panjaitan, Kejamnya PKI Membunuh sang Ayah, Ditembak hingga Diseret, https://kaltim.tribunnews.com/2020/09/29/g30spki-kesaksian-putri-di-panjaitan-kejamnya-pki-membunuh-sang-ayah-ditembak-hingga-diseret?page=all.