Mantan Tentara Disuntik Mati, Tembak Mati Seorang Perawat Sebelum Memperkosanya

Ini merupakan eksekusi federal keenam sejak Juli setelah absen lama dalam proses hukuman mati di tingkat nasional.

Editor: Nani Rachmaini
BBC
Ilustrasi. Salah satu cara hukuman mati dilaksanakan di AS adalah dengan suntikan maut. Sejak 1976, AS sudah mengeksekusi 14.000 orang dengan berbagai cara dan kini masih terdapat 3.000 terpidana mati yang menunggu eksekusi. 

TRIBUNJAMBI.COM, INDIANA - Seorang eks tentara yang memperkosa dan membunuh seorang perawat yang diyakininya adalah seorang penyihir telah dieksekusi mati setelah 16 tahun menjadi terpidana.

William LeCroy (50) dihukum mati dengan suntikan mematikan pada Selasa malam pekan lalu.

Ini merupakan eksekusi federal keenam sejak Juli setelah absen lama dalam proses hukuman mati di tingkat nasional.

 

Pria berusia 50 tahun itu dinyatakan meninggal pada pukul 9.06 malam waktu setempat setelah pejabat Biro Penjara AS memberinya dosis fatal barbiturat pentobarbital, dan dilaksanakan di Terre Haute, Indiana, Amerika Serikat (AS).

Eksekusi sempat tertahan sampai pengacara utama LeCroy - yang menderita kondisi kesehatan kronis - dapat melakukan perjalanan dengan aman tanpa takut tertular Covid-19.

Sebagai bagian dari pembelaan mereka, pengacaranya juga berpendapat bahwa kematian saudara laki-laki LeCroy pada 2010 harus diperhitungkan atas penderitaan keluarga LeCroy.

Polisi Negara Bagian Georgia Chad LeCroy tewas selama pemberhentian lalu lintas rutin, menurut Atlanta Journal-Constitution.

Tujuh Bulan Tak Ada Pemasukan Tetap Karena Covid-19, Dinar Candy Iseng Jual Celana Dalam

Harga Mobil Baru SUV Rp 100 Jutaan, Kemenperin Wacana Penghapusan Pajak Mobil Baru

Sementara jauh sebelum itu, William LeCroy dihukum dan dijatuhi hukuman mati di Georgia pada tahun 2004 karena pembajakan mobil, pemerkosaan dan pembunuhan Joann Tiesler, seorang perawat berusia 30 tahun.

William LeCroy menuduh korbannya adalah seorang 'penyihir' yang telah "merapal mantra padanya".

Sebelumnya, pria itu sudah menjadi obsesif pada hal-hal yang bersifat magis sejak dikeluarkan dari militer karena suka membolos.

LeCroy masuk ke rumah korbannya saat wanita itu sedang berbelanja pada Oktober 2001.

Ketika dia masuk, dia menembaknya, sebelum memperkosanya, dan menikamnya dari belakang.

LeCroy kemudian mengatakan kepada penyelidik bahwa dia secara keliru percaya Joann adalah mantan pengasuhnya yang dia klaim telah melecehkannya secara seksual saat dia masih kecil.

Dia berharap membunuhnya akan membalikkan "kutukan" padanya, kutip New York Post.

Dia kemudian berkata setelah membunuhnya dia menyadari bahwa tuduhannya itu tidak benar.

LeCroy ditangkap dua hari kemudian di dalam kendaraan Joann di perbatasan AS-Kanada dengan catatan tertulis di bagian belakang peta yang robek, menurut jaksa.

"Tolong, tolong, maafkan saya Joanne," ungkap tulisan itu, yang salah mengeja nama korban.

"Kamu adalah seorang malaikat dan aku membunuhmu.

Sekarang aku harus hidup dengan itu dan aku tidak akan pernah bisa pulang.

Aku pengembara dan dikutuk ke neraka."

Eksekusinya menandai hukuman mati keenam yang telah dilakukan pemerintah AS selama tiga bulan terakhir.

Eksekusi ini lebih dari jumlah total eksekusi federal yang dilakukan di bawah semua gabungan dari seluruh pendahulu di Gedung Putih sejak 1963.

Viral Curhat Gadis Pekalongan Pacaran 5 Tahun Tapi Gagal Nikah Gara-gara Hitungan Weton

Tujuh Bulan Tak Ada Pemasukan Tetap Karena Covid-19, Dinar Candy Iseng Jual Celana Dalam

Kisah Guru Silat Kopassus Beri Pelajaran Master Karate Jepang hingga Terjengkang


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perkosa dan Bunuh Seorang Perawat yang Dianggapnya 'Penyihir', Terpidana Ini Disuntik Mati"

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved