Rivan Nurmulki Direkrut VC Nagano
Berapa Tinggi Rivan Numulki? Berikut Profil Lengkapnya, Sempat Bikin Heboh, Kecewa Sama PB Voli?
Sebelumnya, Rivan Nurmulki bermain di Proliga Indonesia dan pernah menjadi pemain timnas voli Indonesia.
Cerita putra daerah asli Jambi yang bersinar dalam olahraga voli di Indonesia. Banyak kisah yang diraihnya mulai dari susah hingga kini berprofesi sebagai polisi.
Tim bola voli putra Surabaya Bhayangkara Samator menjadi juara Proliga 2018.
Pada partai final, mereka mengalahkan Palembang Bank Sumselbabel. Dan nama Rivan Nurmulki kembali mencatatkan nama sebagai pemain terbaik usai Final Proliga 2018.
Nama Rivan Nurmulki mulai menyita perhatian setelah terpilih sebagai pemain terbaik (Most Valuable Player/MVP) Proliga 2016.
Pemain tim bola voli putra Surabaya Bhayangkara Samator ini juga mendapat predikat sebagai spiker terbaik sekaligus sukses mengantar timnya menjadi juara. Dialah putra daerah asli Jambi.
Perjuangan untuk menjadi pemain voli papan atas tidak ia dapatkan begitu saja.
• Miliki Tinggi Badan Sama, Intip Profil dan Prestasi Atlet Tampan Rivan Nurmulki dan Elkan Baggott
Berjuang dari jualan ayam
Rivan harus rela berkorban untuk mewujudkan cita-citanya. salah satunya dengan berjualan ayam untuk mencari ongkos bensin dirinya menuju tempat latihan di daerah Kabupaten Bangko, Provinsi Jambi.
Awalnya Rivan tidak terlalu berminat pada voli.
Namun, melihat tinggi badannya yang menjulang saat SMA.
Pada tahun 2012 saat usianya sudah menginjak 17 tahun, Rivan akhirnya mulai coba-coba bermain voli.
Dan Rivan pun mulai tampil dalam berbagai turnamen di daerahnya Bangko, Jambi kala itu.
Dari turnamen ke turnamen dan pertandingan, penampilannya semakin berkembang. Saat itu Rivan hanya mengandalkan kekuatan pukulan dan tinggi badan, sedangkan teori dasar voli belum ia kuasai betul.
Sang ayah, Nasrin (53) yang tinggal di Pasar Bawah Bangko menceritakan, dulu saat ia ditunjuk ikut dalam tim Merangin untuk Pekan Olahraga Daerah (Porda) Provinsi Jambi, tak jarang menjual ayam untuk biaya beli bensin.
“Belum lama, beberapa tahun lalu lah, waktu itu dia masih SMA,” kata Nasrin. Dulunya, kalau mau pergi latihan ke Bangko, -salah satu daerah di Jambi- dia terpaksa jual ayam untuk biaya beli bensinnya,” ucap Nasrin.