Rivan Nurmulki Direkrut VC Nagano
BREAKING NEWS Rivan Nurmulki Atlet Voli Asal Jambi Gabung Klub Voli Jepang, Dulu Jual Ayam
Rivan Nurmulki Atlet Voli Indonesia Kelahiran Merangin Gabung Klub Voli Jepang, Dulunya Penjual Ayam
Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
@saulocosta9: Saya berharap Anda sukses, dan kebebasan bagi dunia untuk mengetahui bola voli Anda.
@volivideo: Tetap Semangat bang, Respect
Perjuangan Rivan Jadi Polisi Dimulai Sebagai penjual Ayam
Cerita putra daerah asli Jambi yang bersinar dalam olahraga voli di Indonesia. Banyak kisah yang diraihnya mulai dari susah hingga kini berprofesi sebagai polisi.
Tim bola voli putra Surabaya Bhayangkara Samator menjadi juara Proliga 2018.
Pada partai final, mereka mengalahkan Palembang Bank Sumselbabel. Dan nama Rivan Nurmulki kembali mencatatkan nama sebagai pemain terbaik usai Final Proliga 2018.
Nama Rivan Nurmulki mulai menyita perhatian setelah terpilih sebagai pemain terbaik (Most Valuable Player/MVP) Proliga 2016.
Pemain tim bola voli putra Surabaya Bhayangkara Samator ini juga mendapat predikat sebagai spiker terbaik sekaligus sukses mengantar timnya menjadi juara. Dialah putra daerah asli Jambi.
Perjuangan untuk menjadi pemain voli papan atas tidak ia dapatkan begitu saja.
• Ini Sejumlah Kategori Pemilih di Tanjabbar yang Tidak Memenuhi Syarat
• Disdik Muaro Jambi Masih Menerapkan Daftar Izin Sanggar Secara Offline, Kapan Bisa Online?
• Selain Merokok dan Kegemukan, Ini Faktor yang Dapat Meningkatkan Risiko Kolesterol Jahat
Berjuang dari jualan ayam
Rivan harus rela berkorban untuk mewujudkan cita-citanya. salah satunya dengan berjualan ayam untuk mencari ongkos bensin dirinya menuju tempat latihan di daerah Kabupaten Bangko, Provinsi Jambi.
Awalnya Rivan tidak terlalu berminat pada voli.
Namun, melihat tinggi badannya yang menjulang saat SMA.

pada tahun 2012 saat usianya sudah menginjak 17 tahun, Rivan akhirnya mulai coba-coba bermain voli.
Dan Rivan pun mulai tampil dalam berbagai turnamen di daerahnya Bangko, Jambi kala itu.
Dari turnamen ke turnamen dan pertandingan, penampilannya semakin berkembang. Saat itu Rivan hanya mengandalkan kekuatan pukulan dan tinggi badan, sedangkan teori dasar voli belum ia kuasai betul.