Tragedi G30S PKI

Pierre Tendean, Ajudan Ganteng yang Diperebutkan 3 Jenderal, Nasibnya Nahas di Tragedi G30S PKI

Pierre Tendean, Ajudan yang Diperebutkan 3 Jenderal, Nasibnya Nahas di Tragedi G30S PKI

Editor: Andreas Eko Prasetyo
KOMPAS.COM
Foto Ade Irma Suryani Nasution bersama Lettu Pierre Tendean di Museum DR. A.H Nasution, Jakarta, Selasa (26/9/2017)(KOMPAS.COM/Wienda Putri Novianty) 

"Saya Jenderal AH Nasution," ujarnya.

Akhirnya, ia yang dikira Jenderal AH Nasution langsung diculik.

Ramuan Daun Sungkai Akan Diberikan untuk Jurnalis Jambi, Setelah Ada Wartawan Positif Covid-19

Kejanggalan Rambut Ussy Sulistiawaty Usai Keramas Jadi Sorotan, Terungkap Rambut Asli Istri Andhika

Rahmawati Soekarnoputri, Sandiaga Uno, Hingga Edhie Prabowo Ditunjudk Jadi Wakil Ketua Dewan Pembina

Sementara itu, nyawa putri Jenderal AH Nasution, Ade Irma, tak tertolong karena tertembak.

Pada akhirnya, Lettu Pierre Tendean harus gugur di tangan orang-orang yang menyerangnya.

Meski Pierre Tendean tak lagi bernyawa, kakinya diikat lalu dimasukkan ke dalam sumur, di Lubang Buaya.

Pada usianya yang masih muda, Lettu Pierre Tendean tinggal menjadi kenangan dalam peristiwa mengerikan itu.

Kematiannya memberikan luka mendalam terhadap keluarganya.

Padahal, pada November 1965, Lettu Pierre Tendean dijadwalkan akan menikahi Rukmini Chaimin di Medan.

Takdir berkata lain. Ia meninggal mengatasnamakan atasannya di depan para pembunuh itu.

Sebagai bentuk penghormatan, ia pun dinaikkan pangkatnya menjadi kapten.

Kapten Tendean pun ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia pada 5 Oktober 1965.

(Tribunjambi.com)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved