XA Barbershop, Cerita Eksa Anak Band Jakarta yang Beralih Profesi

Eksa (30) pemilik XA Barbershop, menceritakan kisahnya merantau, belajar, dan hingga seperti sekarang bisa buka barbershop sendiri.

Penulis: tribunjambi | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi/Widyoko
Eksa (30) sedang mencukur pelanggannya di XA barbershop miliknya, Sabtu (19/9/2020). Sebelum menjadi barber, ia adalah anak band di Jakarta. 

TRIBUNJAMBI, JAMBI - Eksa (30) pemilik XA Barbershop, menceritakan kisahnya merantau, belajar, dan hingga seperti sekarang bisa buka barbershop sendiri.

"Dulu saya itu anak band. Di Jakarta, saya bercita-cita jadi artis. Saya dan band saya dulu sudah kontrak tiga tahun di label kelas menengah di Jakarta," kata Eksa saat ditemui Tribunjambi.com di barbershopnya, Sabtu (19/9/2020).

Karena merasa dicurangi oleh pihak label ia memutuskan untuk keluar dari band dan label tersebut. Dampaknya, ia harus keluar pula dari tempat tinggal yang disediakan oleh label di sana.

"Lalu saya numpanglah di tempat teman saya di kosan yang kecil sekali. Hidup di Jakarta itu keras. Sampai akhirnya saya sudah kehabisan uang tabungan dan tak kunjung dapat pekerjaan," ungkapnya.

Peduli Covid-19, IKASDAP Wilayah Jambi Bagikan 3.000 Masker di Pelabuhan Kuala Tungkal

Update Virus Corona di Jambi, ASN dan Wartawan Positif Covid-19, Hari Ini Tambah 14 Kasus Baru

Harga Pinang Turun, Pengepul di Tanjab Timur Merugi Karena Petani Minta Harga Tinggi

Kebetulan katanya di belakang kos yang ia tumpangi itu ada barbershop yang ramai. Demi untuk bertahan hidup ia memberanikan diri untuk berkenalan dan mencoba dekat dengan para pekerja di sana.

"Saya menggunakan jurus sok kenal sama mereka. Lalu saya sapa satu per satu mereka dengan PD-nya, meski tidak kenal," ujarnya sambil tertawa menahan malu.

"Iya bodoh amat, namanya orang butuh uang, meski terlihat bodoh pun dilakukan demi bertahan hidup. Untung di antara mereka saya sedikit lebih jago main gitar. Mulai itu mereka welcome dengan saya," lanjutnya.

Singkat cerita pada 2016 Eksa minta diajarkan untuk mencukur rambut di sana. Ia menceritakan kisah unik saat awal ia mulai dilepas dan tidak didampingi oleh rekannya.

"Awal-awal saya langsung cukur rambut ajudan pejabat. Saya keringatan dan terasa keringat itu ngalir dari kepala ke leher. Bayangkan saya nyukur itu bisa sampai satu jam lebih. Untung bapaknya tidak marah," cerita Eksa.

"Lalu pernah, saya nyukur preman kampung situ. Terus waktu ngerik pakai pisau silet, itu sampai berdarah di dekat leher dia. Saya berdalih itu jerawat waktu dikerik jadi berdarah. Sempat emosi dia, karena dibilang jerawat dia memaklumi," bebernya sambil tertawa terbahak.

Dalam perjalanan karirnya, ia pernah merasakan mencukur rambut di dekat kandang ayam, di bawah pohon rambutan, hingga sampai dipinggir jalan tepatnya di bawah jalan tol.

"Kemudian saya mulai melamar ke barbershop dan diterima. Di zaman itu tren model fade yang bergradasi itu, belum terlalu populer. Tapi saya sering melihat Youtube ada barber asal Amerika yang sering mengusung gaya fade. Secara tidak langsung model cukuran saya ada nuansa fadenya," ungkap Eksa.

Bazar Murah Mitra Bangunan Tinggal 12 Hari Lagi, Diskon Up To 70 %

Bagaimana Rasanya Kopi yang Disajikan dari Balok Es, Hanya Ada di Warung Poenja Rakjat

Karena relasinya yang dekat dengan banyak barbershop, akhirnya ia mulai merambah ke delivery service yang melayani cukur rambut ke rumah-rumah.

"Mulai dari situlah saya mendapatkan pengalaman untuk mencukur pejabat hingga artis. Alhamdulillah dari usaha itu pula saya bisa meraup Rp 15 juta per bulan. Tuhan memberikan lebih dari apa yang saya minta," katanya.

Di 2018 takdir berkata lain, salah satu orang tuanya sakit dan kemudian meninggal dunia. Sehingga ia harus meninggalkan semua itu di Jakarta dan pulang ke Jambi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved