Berita Merangin
Gurihnya Usaha Ulat Maggot, Petani Bisa Untung Berlipat Ganda, Jutaan Rupiah per Hari
Meski menjijikkan bagi sebagian orang, namun itu tidak berlaku bagi Ahmad Fauzi Ansori. Dia malah berternak ulat dan memperoleh Rupiah
Penulis: Muzakkir | Editor: Nani Rachmaini
Gurihnya ulat Maggot, Petani Bisa Untung Berlipat Ganda, Jutaan Rupiah per Hari
Laporan Wartawan Tribunjambi Muzakkir
TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO --Sebagian orang menganggap bahwa ulat merupakan benda yang menjijikkan.
Tak jarang ketika melihat ulat seseorang bisa muntah.
Meski menjijikkan bagi sebagian orang, namun itu tidak berlaku bagi Ahmad Fauzi Ansori.
Dia malah berternak ulat dan memperoleh Rupiah yang tak sedikit dari ulat tersebut.
Ulat yang diternakkan oleh Fauzi Ansori tersebut bukan ulat sembarang ulat.
Dia berternak ulat Maggot.
Ulat maggot itu merupakan ulat yang berasal dari sampah organik bentuk ulat ini seperti belatung.
Meski terkesan menjijikkan, namun ulat ini tidak mengakibatkan gangguan pada kesehatan.
• Aurel Hermansyah Kelewat Bucin ke Atta Halilintar, Azriel Hermansyah Beri Sindiran Ini ke Kakaknya
• Pemerintah Bakal Bangun Sport Center Tahun Depan, Bagan Pete Jadi Lokasi Rencana Pembangunan
• Inilah PENYEBAB Kenapa Karyawan Belum Dapat Rp 1,2 Juta Tahap Ketiga, Transfer dari Himbara

Malah sebaliknya, ulat ini tinggi protein dan sangat cocok untuk pakan ternak seperti ayam, ikan, burung dan hewan ternak lainnya.
Di Kabupaten Merangin, pembudidaya ulat maggot sendiri masih terbilang sedikit, bahkan di pasaran belum begitu banyak pedagang yang menjual ulat maggot ini.
Sebenarnya, jika petani ulat maggot ini serius maka bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah yang menjanjikan, 1 kg ulat ini ini bisa menghasilkan uang yang sedikitnya Rp 8 ribu.
Memang tak begitu mahal, namun dengan cara kerja membudidayakannya dengan modal minim yaitu hanya modal sampah saja, maka uang yang dihasilkan tersebut cukup fantastis.
Dengan sampah kita bisa menghasilkan pundi-pundi Rupiah.
"Modalnya cuman sampah doang."
"Tidak mesti beli, kita ke pasar pagi-pagi, lalu ambil sampah organik seperti sayuran busuk dan sampah makanan lainnya," kata Anto asisten Fauzi Ansori yang mengurusi ulat maggot.
Menurut dia, awalnya ulat maggot ini ini didapat dari Pulau Jawa.
Karena disana dan budidaya ulat maggot sudah besar dan menjamur.
Tak tanggung-tanggung, omset yang didapat oleh seorang pembudidaya atau petani ini per harinya mencapai jutaan rupiah, bahkan ada yang menghasilkan miliaran rupiah dalam triwulannya.
Berbekal dari hal tersebut, anggota DPRD Provinsi Jambi ini langsung belajar ke sana dan menerapkan di Kabupaten Merangin.
Untuk saat ini, ulat maggot yang dibudidayakan oleh Fauzi Ansori belum dipasarkan.
Saat ini hasil produksi ulat maggotnya hanya diperuntukkan untuk hewan ternak peliharaannya.
"Disini beliau punya kolam ikan lele, ikan bawal, ribuan ayam kampung."
"Jadi hasil produksi belum dipasarkan melainkan untuk pakan sendiri," kata Anto lagi.
Sejak menggunakan maggot, biaya pakan ternak cukup berkurang secara fantastis.
Pakan Pur atau pelet yang biasanya menjadi andalan untuk memberikan makan ternaknya, kini hanya menjadi di pakan penyeimbang saja.
Sementara makan pokoknya berasal dari ulat ini saja.
Dalam satu hari, dari 40 box maggot yang dibudidayakan, pihaknya menghasilkan sekitar 40 Kg ulat maggot per harinya.

• 7 Foto Lawas Rieta Amilia, Wajah Cantiknya Tak Kalah dari Nagita Slavina saat Muda, Intip Potretnya
• Cara Membuat Akun di Prakerja.Go.Id dan Cara Mengetahui Lolos Tidaknya Kartu Prakerja Gelombang 9
Nah ulat-ulat inilah yang menjadi pakan ternak di sini.
Jadi petani bisa untung banyak apabila membudidayakan belatung ini.
"Sekarang kita lagi mencoba untuk membuat magon ini menjadi di pur ataupun pelet."
"Sekarang lagi tahap uji coba mudah-mudahan berhasil," imbuhnya. (*)