Berita Merangin
Warga Bangko Tergeletak di Dekat Swalayan Melati, Kejang-kejang, Warga Tak Berani Mendekat
Seorang pria di Kota Bangko Kabupaten Merangin ditemukan tergeletak dan kejang-kejang di depan sebuah ruko, Jumat (18/9).
Penulis: Muzakkir | Editor: Nani Rachmaini
Roni ditemukan Kejang-kejang, Ternyata ini Penyebabnya
Laporan Wartawan Tribunjambi Muzakkir
TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO -- Seorang pria di Kota Bangko Kabupaten Merangin ditemukan tergeletak dan kejang-kejang di depan sebuah ruko, Jumat (18/9).
Meski terkapar, namun warga yang dekat dekat pria tersebut tidak berani melakukan tindakan apapun, karena warga ketakutan.
Warga takut jika pria tersebut terjangkit virus corona.
Setelah ditangani oleh pihak rumah sakit, ternyata pria yang diketahui bernama Roni Hendri warga Sulak Deras Kabupaten Kerinci tersebut kejang karena penyakit asma yang dideritanya kambuh.
Direktur Rumah Sakit Kolonel Abundjani Bangko Berman Saragih membenarkan hal itu.
Katanya, pria tersebut tidak ada kaitannya dengan Covid-19.
• Yan Vellia Bongkar Tabiat Dory Harsa hingga Dikeluarkan Didi Kempot dari Manajemen: Mas Didi Kecewa!
• Promo KFC dan McDonalds September 2020 - 5 Potong Ayam Mulai Rp 59.091 atau Big Mac McFlavor Set
• Penampakan Gebetan Baru Meggy Wulandari Usai Cerai dari Kiwil, Sebut Sang Pria Suka Ia Tanpa Make Up
"Sudah di-rapid test hasilnya negatif. Dia memiliki riwayat penyakit asma," kata Berman.
Pria yang menggunakan jaket dan celana dasar serta tas selempang tersebut kejang-kejang tak jauh dari Melati Swalayan.
Warga melihat awalnya pria tersebut baik-baik saja, namun tiba-tiba terbaring dan kejang-kejang.
Tak lama kemudian mobil patroli Polres Merangin datang untuk mengevakuasi pria tersebut dan membawanya ke Rumah Sakit Kolonel Abunjani Bangko.
"Kejang-kejang seperti penyakit ayan. Orang dak berani nolong, takut Corona," kata warga yang melihat kejadian tersebut.
Menurut warga, mereka hanya berani membuka tas pria tersebut untuk mencari identitas.
Setelah diperiksa, pihaknya mendapatkan sebuah KTP atas nama Roni Hendri warga Siulak Deras Kabupaten Kerinci.
"Kalau lihat dari KTP, fotonya mirip dengan aslinya. Mungkin itu KTP diolah tu," ungkapnya.
(tribunjambi/zak)
Ramuan Sungkai Dijadikan Obat Alternatif Covid-19, Hasil Penelitian MIPA Unja
Ramuan Sungkai dijadikan obat alternatif yang diberikan untuk penyembuhan pasien covid-19.
Kabupaten Merangin di Provinsi Jambi menjadi salah satu daerah zona hijau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Pasien-pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Kolonel Abunjani Merangin, rata-rata cepat sembuh.
Ternyata, ada ramuan khusus yang disandingkan untuk membantu percepatan proses penyembuhan pasien Covid-19 yaitu ramuan Sungkai.
Sejak pandemi Covid-19 melanda, Kabupaten Merangin pernah menjadi salah satu daerah yang pasien positifnya tergolong tinggi di Provinsi Jambi.
• Tekan pelanggaran hukum, Korem 042/Gapu Gelar Penyuluhan Hukum Bagi Prajurit dan PNS dan Persit
• Harga iPhone September 2020 - iPhone SE, iPhone XR dan iPhone 11 Dirumorkan Turun Harga
• Sumber Kekayaan Ibu Nagita Slavina Fantastis, Pantasan Rieta Amilia Punya Kartu Kredit Unlimited
Hal itu membuat Bupati Merangin Al Haris, segera turun tangan dan mencari pengobatan tradisional sebagai alternatif pengobatan medis. Ramuan daun sungkai jadi pilihan.
Ternyata ramuan Sungkai ini sudah jadi obat turun temurun untuk penyembuhan flu dan demam ringan bagi sebagian masyarakat Merangin.
Cara pembuatannya juga sederhana. Yakni, daun dari pohon Sungkai direbus dan dicampur madu, kemudian didinginkan lalu dikonsumsi secara rutin hingga flu-demam hilang.

Al Haris, Bupati Merangin, dibantu istrinya, Hesti, serta tim membuat ramuan ini dalam jumlah cukup banyak.
Ramuan daun sungkai yang sudah jadi, diberi secara cuma-cuma kepada pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Kolonel Abunjani.
Haris awalnya tak berharap banyak dengan ramuan tradisional ini. Namun hasil yang menunjukkan positif, membuat Haris dan Hesti makin rajin membuat ramuan daun sungkai ini.
Apalagi, setelah mengonsumsi ramuan khusus ini, pasien-pasien positif Covid-19 di Merangin rata-rata sembuh.
Hingga akhirnya Merangin menjadi zona hijau Covid-19.
Fakta ini membuat Haris kian bersemangat dan ingin mengetahui lebih dalam kandungan ramuan daun sungkai.
• Istri Didi Kempot Bongkar Tabiat Dory Harsa, Penyebab Suami Nella Kharisma Dipecat Terungkap
• Prilly Latuconsina Pilih Menikah di Usia 30 Tahun, Nggak Mau Punya Bayi?: Aku yang Tahu Diri Aku!
• Polwan Cantik Briptu Eka Frestya Jadi Istri Kapolres Madiun, Dampingi saat Pelantikan
Berbekal sampel, Al Haris meminta bantuan laboratorium Universitas Jambi untuk meneliti ramuan tradisional turun temurun ini.
Hasilnya, ramuan ini mengandung ekstrak etanol yang efeknya antiinflamasi.
“Ramuan daun sungkai sudah diuji di tikus, hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etanol memberikan efek antiinflamasi,” terang Dr Madyawati Latief, Ketua Jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknologi Unja.
Antiinflamasi diketahui sebagai antiradang adalah obat yang mengurangi radang (inflamasi), dan meredakan nyeri.
“Kandungan kimia sudah diuji. (Ramuan daun sungkai) mengandung senyawa flavonoid, fenolik, saponin, tanin dan alkaloid,” kata Madyawati.
Senyawa-senyawa di atas serupa dengan antioksidan yang memiliki beragam manfaat untuk tubuh. Seperti dapat memperbaiki sel yang rusak akibat radikal bebas dan meningkatkan kekebatan atau imun tubuh.
Dari keterangan itu, apakah ramuan daun sungkai bisa dijadikan obat Covid-19.
Ternyata masih harus melalui proses uji dan tahapan lainnya lagi.
• Download Lagu MP3 Nella Kharisma 24 Lagu Terbaru 2020, Ada Kumpulan Videonya Terlengkap Disini
• Warga Serbu Pasar Murah di Belakang Rumah Dinas Bupati Sarolangun, Intan Tahu dari Grup Whatsapp
• Mobil Bekas Rp 50 Jutaan - Daihatsu Xenia, Datsun Go, Isuzu Panther, Toyota Avanza, Kia Carrens
“Ini baru uji awal ke hewan percobaan, untuk manusia masih banyak tahapan uji yang harus dilewati, perlu uji klinis,” katanya.
Bupati Merangin mengaku cukup puas dengan hasil uji lab ramuan daun sungkai yang dilakukan Universitas Jambi.
Meski belum diketahui pasti khasiat ramuan ini manjur atau tidak untuk obat Covid-19, namun Haris berharap pihak berwenang bisa melakukan riset lanjutan untuk memperdalam kandungan ramuan daun Sungai Merangin.

“Potensi-potensi obat Covid-19 sangat perlu dilakukan dalam waktu cepat."
"Supaya wabah ini bisa kita berantas dengan cepat pula,” katanya.
Hasil implementasi ramuan daun sungkai, tambah Haris, menunjukkan efek positif bagi pasien Covid-19 di Merangin.
“Karena efeknya positif hingga membuat Merangin jadi zona hijau Covid-19, kami rasa penelitian lanjutan ramuan daun sungkai sangat perlu dilakukan,” pungkasnya.