Disebut Kurang Sajen, Pengantin Wanita Mendadak Kesurupan di Resepsi Pernikahan
Mempelai wanita mendadak kesurupan di sebuah acara Resepsi, benarkah ada gangguan mahluk halus?
TRIBUNJAMBI.COM - Mempelai wanita mendadak kesurupan di sebuah acara Resepsi, benarkah ada gangguan mahluk halus?
Peristiwa penganten wanita kesurupan terjadi di Desa Tambalalung Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, pada Minggu (13/9/2020).
Peristiwa kesurupan itu terekam dalam beberapa video yang kini banyak beredar di media sosial.
• Satu Peserta SKB CPNS Muarojambi Absen Tanpa Keterangan
Video detik-detik kondisi saat mempelai wanita diduga kesurupan di tengah acara resepsi pernikahannya itu pertama sekali diunggah oleh seorang pengguna sosial media yang diketahui bernama Ongky Hidayat.
Ongky beberapa kali terlihat mengunggah video tersebut baik di akun instagram @ongkyhidayat_ maupun akun TikToknya @ongkyhidayat_.
Setelah diunggah pada Minggu (13/9/2020), sontak videonya itu menjadi viral dan menarik perhatian warganet di media sosial.
Dalam video yang beredar, tampak pasangan pengantin yang berasal dari Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
• 25 Anak Khitan Gratis Berkat Donasi Konsumen Alfamart

Baik pengantin lelaki maupun wanita yang mengenakan busana adat pengantin semula hendak berdiri untuk melakukan pemotretan di atas pelaminan.
Baru saja berdiri, pengantin wanita langsung terjatuh dan kemudian pingsan.
Selanjutnya, video tersebut menampilkan kondisi pengantin wanita yang menangis merintih dalam kondisi mata terpejam.
Didampingi oleh pengantin pria dan orang lainnya, si mempelai wanita berbalut busana adat warna kuning itu terus mengerang seolah merasakan kesakitan.
Ia bahkan berkali-kali memanggil ibunya, sementara di sisi mempelai wanita itu terlihat warga lain berusaha mengobati si wanita.
Disebutkan, pengantin wanita tersebut kesurupan akibat kekurangan bumbu-bumbu yang menjadi tradisi di daerah mereka.
Kekurangan Syarat Tradisi
Saat dihubungi Serambinews.com, Senin (14/9/2020) melalui direct messenger, penggunggah alias Ongky Hidayat membenarkan informasi bahwa peristiwa itu terjadi karena kekurangan syarat tradisi.