Sejarah
Muak Totaliterisme Nazi & Spanyol Pria Ini Jadi Mata-mata & Palsukan Kematiannya Selama 36 Tahun
Pria Asal Spanyol Ini Jadi Mata-mata & Palsukan Kematiannya Selama 36 Tahun, Benci Totaliterisme
Kepada Jerman, Pujol mengaku memiliki 27 bawahan yang siap memberikan laporan terbaru.
Salah satu tipuan Pujol yang terkenal adalah ketika ia mengatakan bahwa rencana invasi Normandia adalah berita palsu. Padahal, itu benar adanya.
Karena informasi dari Pujol itu, Nazi tidak mempersiapkan diri untuk serangan dan sekutu berhasil melancarkan D-Day.
Pascaperang
Setelah perang berakhir pada 1945, Pujol lanjut bekerja di MI5. Ia menyelidiki apakah Jerman berencana untuk membangkitkan Reich Keempat.
Ketika tugasnya selesai, Pujol berencana keluar dari Eropa untuk mengalihkan pikirannya dari kekejaman perang. Lantas Ia memilih Venezuela.
Namun, karena banyak mantan anggota Nazi yang juga memilih Venezuela sebagai tempat pelarian, Pujol berpikir, akan lebih aman jika orang-orang menganggapnya sudah mati.
Pada 1948, Pujol menghubungi Tommy Harris, penanggung jawabnya di MI5. Mantan agen ganda tersebut meminta Harris mengumumkan ke semua orang bahwa ia meninggal di Angola akibat malaria.
Harris kemudian menyebarkan berita ini ke seluruh organisasi. Setahun kemudian, duta besar Inggris pun melaporkan kematian Pujol ke negara asalnya, Spanyol.
• Saat Hendak Mencuri, Pria Ini Gagal Mengeluarkan Ilmu Hilang yang Dipelajarinya
• Pakai Baju Barong Tagalog, Aksi Kopassus yang Diperintah Soeharto Sukses Gagalkan Kudeta di Filipina
Sementara itu, di Venezuela, Pujol menumbuhkan jenggot dan mengenakan kacamata agar tampak berbeda.
Ia menjaga rahasia kematiannya hingga tahun 1980. Saat itu, Nigel West, penulis Inggris, menyelidiki kehidupan Pujol dan memiliki teori bahwa ia tidak pernah mati.
West lalu melacak keberadaan Pujol dan menemukan kebenarannya.
Menurut Talty, Pujol tidak bermaksud memanipulasi kematiannya selama itu. Ia bisa saja mengungkapkan kebenaran pada 1960an, ketika situasi sudah aman, dan Nazi tidak akan bisa membahayakannya lagi.
• Geger, Temuan Kuburan Massal, Sekte Pengusiran Setan dan Korban Manusia Terlibat
• Tragedi G30S PKI, Putri Jenderal Korban PKI Ini Ngaku 20 Tahun Obati Luka Batin Lihat Ayah Disiksa
Namun, karena malu akan kariernya yang redup di Venezuela, Pujol memutuskan untuk tetap bersembunyi dari dunia.
“Jika membaca sejarah spionase, Anda pasti mengetahui ada begitu banyak agen ganda yang terjebak karena uang. Namun, itu tidak terjadi pada Pujol. Ia merupakan agen ganda yang idealis, dan itu sangat langka. Pujol melakukan semuanya karena idealisme yang ia miliki,” jelas Talty.
Pada tahun 1988, akhirnya Pujol benar-benar meninggalkan dunia.
Sumber: National Geographic
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/juan-pujol-agen-ganda-yang-memalsukan-kematiannya-setelah-perang-dunia-ii.jpg)