Kisah 13 Pasukan Kopassus Menyerbu KKB, 78 Menit Seluruh Area Berhasil Dikuasai

Masih peristiwa penyandaraan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang terjadi November 2017 lalu. Ternyata satu tim Pasukan Parako Kopass

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
Instagram @ noer_mancunk_ramadistro
Ilustrasi Prajurit Kopassus 

TRIBUNJAMBI.COM -Dilansir dari TribunJabar.co.id, sebanyak 13 pasukan Kopassus menyerbu dan membuat KKB kalang-kabut waktu itu.

Masih peristiwa penyandaraan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang terjadi November 2017 lalu. Ternyata satu tim Pasukan Parako Kopassus dan Kostrad hanya butuh 78 menit untuk menyerbu KKB di Papua.

Dalam waktu 78 menit seluruh area berhasil dikuasai dan para separatis melarikan diri ke hutan dan gunung, seraya mengeluarkan tembakan dari jarak jauh.

Polres Muaro Jambi Melakukan Operasi Yutisi dan Sosialisasi Penggunaan Masker

Sebelum G30S PKI Pecah, Soeharto Dapat Dikiriman Patung, Bu Tien Sampai Dibawa ke Tempat Rahasia

Terzaring Razia Masker di Kota Baru, Pengendara yang Diduga Sebagai Dosen Ini Protes ke Petugas

Dalam aksi bertajuk Operasi Raid dan Perebutan Cepat Area Kimberley Papua ini, pasukan Kopassus diback-up oleh anggota Yonif-715/Raider dan Tontaipur Kostrad.

"Pada pukul 07.00, pasukan mulai bergerak ke arah posisi KKB yang sedang berkumpul. Pada pukul 07.45 suara ledakan dibunyikan dan seluruh anggota sniper langsung melakukan penyerangan kepada KKB yang sedang berkumpul di kandang babi di daerah Utikini. Mengetahui ada pasukan yang tiba tiba muncul diluar area pemukiman, kelompok OPM ini berhamburan melarikan diri tanpa bisa melakukan perlawanan. Karena mereka sudah bisa memastikan itu adalah Pasukan Parako Kopassus," kata Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, melalui rilis yang diterima Tribun Jabar, Jumat (17/11/2017).

Menurut Muhammad Aidi, pada pukul 08.18 seluruh area Kimberley berhasil dikuasai anggota TNI.

Pangdam XVII/Cendrawasih kemudian memerintahkan pasukan untuk bergerak menguasai pos-pos pengamanan separatis TPN/OPN.

Dibekali teknik bunuh senyap, kisah tim halilintar Kopassus bungkam para pemberontak hanya bersenjatakan pisau
Dibekali teknik bunuh senyap, kisah tim halilintar Kopassus bungkam para pemberontak hanya bersenjatakan pisau (Angkasa)

Muhammad Aidi mengatakan, setelah seluruh wilayah dikuasai dan situasi dinyatakan aman, Pangdam XVII/Cendrawasih lalu berkoordinasi dengan Kapolda Papua agar segera mengirimkan tim evakuasi.

Tidak lama kemudian Tim Satgas Terpadu TNI/Polri tiba di lokasi melaksanakan evakuasi.

Pada pukul 14.00 proses evakuasi terhadap 357 sandera dari warga Papua maupun luar Papua berhasil dilaksanakan.

Sementara penduduk asli setempat memilih tetap tinggal dengan jaminan keamanan dan dukungan logistik.

Satu pasukan pengamanan tetap tinggal di lokasi mengamankan korban dan kampung.

Dari video-video tersebut tampak anggota TNI dan Polri membantu mengevakuasi warga desa menuju tempat yang lebih aman, sementara beberapa personel lainnya terlihat berjaga dan siaga di sepanjang jalur evakuasi.

Dari keterangan yang didapat dari akun Twitter @DivHumasPolri yang diunggah pada 17/11/2017, sebanyak 200 personel Brimob dan TNI tergabung dalam operasi pembebasan sandera tersebut.

Keberhasilan TNI-Polri ini menuai beragam pujian dari netizen, mereka menyampaikan terima kasih atas hal tersebut.

@P3nj3l4j4h: Stop dulu bahas Setnov yg abis peluk tiang listrik. Mari kita ucapkan Terima Kasih kepada @Puspen_TNI @DivHumasPolri Dan segenap elemen yg membantu di bebaskannya Saudara2 kita di Papua dg baik. Sekli lg Terima Kasih TNI/Polri.

@hnurwahid: Syukur alhamduliLlah. Kedaulatan NKRI dan keselamatan warganya memang harus selalu dibela dan dijaga, dari gangguan teroris separatis dll. Terimakasih Sahabat TNI&PolRI yg telah sukses evakuasi warga yg disandera olh kelompok teroris separatis.

@FatiarTiarti: terimakasih tni polri...kerja nyata luar biasa demi kenyamanan penghuni indonesiaraya.

@RudfiTualua: puji tuhan, bravoo bapak TNI maupun bapak POLRI. @LandoaldusM: puji dan syukur kpd Tuhan atas penyertaanmu TNI dan Polri yg sudah bebaskan para Sandera di Papua. terima kasih TNI.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua orang Brimob tertembak dalam aksi penembakan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata di Papua ini, satu diantaranya tewas.

Brigadir Firman dan Brgiadir Kepala (Bripka) Yongky Rumte terkena tembakan saat bertugas di perbukitan daerah Mile 69 Tembagapura, Papua pada Selasa.

Brigadir Firman tewas dalam insiden tersebut, sementara Bripka Yongki yang terkena tembakan di punggung masih dirawat secara intensif.

Ilustrasi anggota Kopassus
Ilustrasi anggota Kopassus (tniad.mil.id)

Evakuasi Dapat Perlawanan

Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar mengungkapkan, evakuasi warga yang dilakukan oleh aparat TNI dan Polri dari Kampung Kimberly, Banti, dan Utikini, Kecamatan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, sempat mendapat perlawanan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB), Jumat (17/11/2017).

Sebanyak 200 personel TNI dan Polri yang melakukan evakuasi langsung dipimpin oleh Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar, Asops Kapolri Irjen Irawan, dan Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI George Enaldus Supit.

Adapun 344 warga yang dievakuasi terdiri dari 104 laki-laki dewasa, 32 perempuan dewasa, dan 14 anak-anak yang berasal dari Kampung Kimberly.

Lalu 153 laki-laki dewasa, 31 perempuan dewasa, dan 10 anak-anak berasal dari longsoran Kampung Banti. Semua yang dievakuasi merupakan warga non-Papua.

Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar menjelaskan, evakuasi 344 orang dari Kampung Kimberly dan Banti sempat mendapat perlawanan dari KKB dengan melakukan penembakan dari bukit-bukit yang ada di sana.

"Setelah berhasil mengevakuasi warga tadi, kelompok bersenjata menembaki dari arah bukit, tetapi dibalas oleh anggota sehingga sempat terjadi kontak senjata," kata dia.

Walau evakuasi tersebut berhasil, lanjut Kapolda, masih ada ribuan warga yang masih mendiami kampung tersebut sehingga pihaknya akan berupaya untuk mengevakuasi mereka.

"Kami akan berusaha mengevakuasi mereka," kata Boy Rafli.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal mengungkapkan, masyarakat asli Papua yang lahir dan besar di Kampung Kimberly dan Banti serta daerah longsoran meminta kepada Kapolda Papua untuk tidak dievakuasi.

"Tetapi, mereka meminta jaminan perlindungan dari aparat untuk tetap di kampung tersebut sampai situasi kembali aman dan kondusif. Namun, ada beberapa anggota masyarakat lokal yang meminta dievakuasi ke Timika karena keluarganya berada di sana," ujar dia.

Aparat TNI dan Polri terus berusaha mengevakuasi ribuan warga yang terisolasi di Kampung Banti dan Kimberly sejak delapan hari lalu.

Sebab, kedua daerah itu telah dikuasai oleh KKB, yang mengklaim sebagai wujud perang melawan Pemerintah Indonesia dan mereka akan menghancurkan perusahaan tambang emas Freeport.

Dua Jenderal Ikut Berperang

Beredar sejumlah video yang menggambarkan kondisi perang di Papua antara pihak Kepolisian ataupun Brimob dengan Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua.

Video itu diposting oleh akun Facebook @Sersan Mayor Atd sekitar dua jam'an yang lalu.

Pada satu diantara video, tampak pula mantan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan yang ikut berperang.

Selain itu, sebelumnya ada pula penyerahan secara simbolis senjata oleh Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli kepada Irjen Pol M Iriawan yang sekarang telah menjadi menjabat sebagai Asisten Kapolri Bidang Operasi.

Irjen Pol M Iriawan beserta sejumlah anggota brimob yang menggunakan seragam loreng pun tampak lihai menggunakan senjata.

Anggota Kopassus berada di rawa-rawa.
Anggota Kopassus berada di rawa-rawa. (AMMOchambers)

Sesekali Brimob mulai ditembaki dan begitu pula menembak balik pada pihak KKB di Papua.

Satu di antara warga yang berhasil diselamatkan pun tampak digotong oleh anggota brimob dan segera diberikan air.

Empuknya Menu Daging Bebek di Resto Bebek Goreng Harissan

Jadi Rebutan 3 Jenderal TNI, Kisah Pierre Tendean, Ajudan Tampan Korban Kekejaman Tragedi G30S PKI

Ini yang Harus Diperhatikan Ketika Akan Naik Pesawat Saat PSBB Diberlakukan

"Beginilah rekan rekan pasukan Brimob mengevakuasi para masyarakat yg disandra .....semoga Allah selalu melindungi Amiin....Salam Brigade ....NKRI HARGA MATI....," Begitulah caption yang dituliskan @Sersan Mayor Atd
Postingan itu pun sudah cukup viral dan mendapat ragam komentar positif dari warganet.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved