Evi Novida Positif Covid-19, Ketua KPU: Seluruh Komisioner KPU Akan Swab Test

Komisioner KPU RI Evi Novida Ginting Manik dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

Editor: Rahimin
Kompas.com/Fitria Chusna Farisa
Komisioner KPU RI Evi Novida Ginting Manik 

TRIBUNJAMBI.COM - Komisioner KPU RI Evi Novida Ginting Manik dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19

Itu artinya, jumlah penyelenggara pemilu yang dinyatakan positif Covid-19 kembali bertambah. 

Evi Novida Ginting Manik dinyatakan terkonfirmasi positif virus corona usai menjalani swab test.

Evi dinyatakan positif Covid-19 pada Rabu (9/9/2020) lalu. "Iya, benar (positif Covid-19)," kata Ketua KPU Arief Budiman saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/9/2020).

"Saya diberi tahu kemarin hasil swab-nya, keluarnya itu kalau enggak salah kemarin. Cuma tes swabnya kapan saya agak lupa. Tapi hasilnya baru kemarin," tuturnya.

Paguyuban di Garut Bikin Heboh, Ganti Lambang Negara dan Cetak Uang Sendiri, Punya 13 Ribu Anggota

Wajah lemas Jessica Iskandar Disemak-semak Bareng Richard Kyle Jadi Sorotan, Kepergok Baju Terbuka

Segera Cek Rekening, Hari Ini Bantuan Subsidi Gaji Rp 600 Ribu Untuk 3,5 Pekerja Akan Cair

Arief mengatakan, Evi positif Covid-19 tanpa menunjukkan gejala seperti demam, batuk atau pilek. Evi kini menjalani isolasi mandiri di kediamannya.

Namun demikian, Evi tetap mengikuti persiapan penyelenggaraan Pilkada yang dilakukan KPU secara daring.

Menyikapi hal ini, kata Arief, dalam waktu dekat komisioner KPU lain akan melakukan swab test.

KPU juga telah menerapkan work from home atau bekerja dari rumah bagi seluruh karyawannya. Bersamaan dengan itu, kantor KPU juga akan disterilisasi selama 2 hari.

Arief Budiman.
Arief Budiman. ((KOMPAS.com/Haryantipuspasari))

Lebih lanjut, Arief memastikan, tahapan Pilkada 2020 tetap berjalan meski Evi Novida dinyatakan positif Covid-19.

Arief mengatakan, kondisi Evi tak akan mengganggu jalannya Pilkada. Evi, kata, dia tetap menjalankan tugasnya dari jarak jauh.

Arief pun berharap masyarakat tak khawatir terhadap penyelenggaraan Pilkada 2020.

Arief yakin Pilkada tak akan menjadi sumber penularan virus corona, sepanjang masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan.

96 pengawas positif Covid-19

Sementara itu, Ketua Bawaslu Abhan pada Senin (7/9/2020) menyebut bahwa 96 pengawas pemilu ad hoc di Kabupaten Boyolali dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.

Buron 10 Tahun, Terpidana Kasus Kredit Fiktif Rp 41 Miliar Berhasil Ditangkap Saat Asyik Ngopi

Pake AXIS, Hadiah Istimewa untuk Pelajar dan Mahasiswa

Nella Kharisma Bantah Ngemis Soal Endorse WO, Fakta Mengejutkan Pernikahan Dory Harsa, Settingan?

Abhan mengatakan, dari jumlah itu, sebanyak 20 orang merupakan pengawas tingkat kecamatan. Sedangkan 76 lainnya adalah pengawas tingkat kelurahan/desa.

Ke-96 pengawas pemilu ini dinyatakan positif Covid-19 setelah melaksanakan pengawasan terhadap proses pencocokan dan penelitian (coklit) atau pemutakhiran data pemilih Pilkada 2020.

Kegiatan tersebut mengharuskan pengawas pemilu bersama panitia pemutakhiran data pemilih (PPDP) mendatangi rumah pemilih secara door to door untuk melakukan pendataan.

"Kawan-kawan ini dalam tugas pelaksanaan pengawasan coklit kemudian setelah dilakukan swab hasilnya semacam itu," ujar Abhan.

Menurut Abhan, 96 pengawas pemilu yang positif Covid-19 itu berasal dari 18 kecamatan di Boyolali. Saat ini, masih ada pengawas pemilu di empat kecamatan yang masih menunggu keluarnya hasil swab test.

Merespons hal ini, kata Abhan, pihaknya telah menginstruksikan jajaran Bawaslu Boyolali untuk menugaskan pengawas kecamatan mengambil alih tugas-tugas penyelenggaraan Pilkada di desa.

Kerap Diancam Akan Dibunuh, Kakek Setubuhi Cucu Selama 3 Tahun Ini Akhirnya Ditangkap Polisi

Nikita Mirzani Beri Tamparan ke Anies Baswedan Soal PSBB Jakarta: Kasihan Warga Sudah Pilih Bapak!

Kisah Wanita Berpayudara Besar Tak Boleh Masuk Museum Quai, Polisi Minta Ditutupi Dulu

Sementara, penyelenggaraan Pilkada di tingkat kecamatan ditangani oleh Bawaslu kabupaten. Abhan memastikan bahwa mereka yang bertindak sebagai pengawas pengganti seluruhnya dalam kondisi sehat dan tidak terpapar Covid-19.

"Tentu kami mohon doa dari kawan-kawan semuanya. Mudah-mudahan yang terpapar dinyatakan positif Covid ini bisa segera sehat kembali dan yang belum ada hasilnya mudah-mudahan hasilnya negatif," kata Abhan.

Fenomena gunung es

Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menyebut bahwa terus bertambahnya penyelenggara pemilu yang dinyatakan positif Covid-19 menjadi bukti berisikonya penyelenggaraan Pilkada di tengah pandemi.

Ilustrasi swab test
Ilustrasi swab test (ist)

Dengan munculnya peristiwa ini, Titi khawatir terjadi fenomena gunung es. Bahwa penyelenggara yang positif Covid-19 sebenarnya tidak segelintir, hanya saja tidak nampak. Apalagi, tidak semua penyelenggara Pilkada punya akses swab test yang terjamin validasinya.

"Jangan-jangan ini fenomena gunung es," ucap Titi, Kamis (11/9/2020). KPU pun didorong untuk segera menelusuri sumber penularan virus.

Penelusuran harus dilakukan secara serius dan terbuka ke publik, sehingga masyarakat memahami kondisi yang dialami penyelenggara Pilkada.

Pria Ini Terancam 9 Tahun Penjara Lantaran Selingkuhannya Kejang dan Tewas Saat Berhubungan Badan

Arti Mimpi Becermin Sambil Menyisir Rambut dan Lihat Wajah Rusak, Inilah Orang Incaran

Kini Terjawab Alasan Nella Kharisma Tak Akui Cak Malik Suaminya dan Balita Ini Anaknya, Foto Bareng

KPU juga diminta lebih tegas dalam menyusun strategi dan antisipasi penanganan virus selama penyelenggaraan Pilkada, sehingga penularan Covid-19 tak terulang di kalangan penyelenggara.

"Sebab penyelenggara saja yang bisa dibilang ketat dalam menerapkan protokol kesehatan bisa tertular, apalagi para pihak yang masih abai dengan disiplin pada protokol kesehatan," ujar Titi.

Selain itu, KPU juga didorong melakukan mitigasi risiko secara komprehensif dan melibatkan tanggung jawab seluruh pihak yang punya otoritas.

Titi mengatakan, KPU tak boleh menganggap enteng peristiwa ini. Jika kondisi pandemi dinilai kian memburuk dan tak memungkinkan dilakukannya pemilihan, penundaan Pilkada masih bisa dilakukan.

"Tidak menutup kemungkinan pada penundaan kembali tahapan pilkada bila dirasa sulit untuk menjami kepatuhan dan disiplin pada protokol kesehatan," kata Titi.

"Setidaknya di daerah-daerah dengan kasus infeksi tinggi dan tidak menunjukkan adanya perbaikan penanganan," lanjutnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Komisioner KPU Positif Covid-19 dan Kekhawatiran Klaster Pilkada yang Kian Menguat"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved