Berita Kota Jambi
Basarnas Catat 22 Orang Meninggal di Sungai Batanghari Selama 2020, Didominasi Anak-anak Saat Mandi
Kepala Seksi Operasional (Kasi Ops) Basarnas Jambi, Kornelis menuturkan, korban jiwa tersebut didominasi oleh anak-anak, yang tidak jauh tinggal dari
Penulis: Aryo Tondang | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kantor Badan SAR Nasional (Basarnas) Provinsi Jambi mencatat, sebanyak 22 orang meninggal di Sungai Batanghari, sepanjang 2020.
Kepala Seksi Operasional (Kasi Ops) Basarnas Jambi, Kornelis menuturkan, korban jiwa tersebut didominasi oleh anak-anak, yang tidak jauh tinggal dari daerah aliran Sungai Batanghari.
"Ya sejauh ini yang menjadi korban itu anak-anak, dan kasusnya hanyut dan meninggal karena sedang mandi dan berenang. Karena masih anak-anak, jadi lalai," kata Kornelis, Sabtu (5/9/2020) siang.
Kornelis menjelaskan, luas dari Sungai Batanghari juga menjadi tantangan sendiri saat melakukan evakuasi korban yang hanyut di sungai tersebut.
Kata Kornelis, untuk melakukan evakuasi korban juga memakan waktu hingga lebih dari tiga hari.
"Sejauh ini, paling lama 7 hari, kalau untuk rata-ratanya itu 4 hari," imbuhnya.
Sungai terpanjang di Sumatera tersebut memang menjadi pusat aktivitas, dan mata pencaharian masyarakat Jambi, yang berada di DAS Batanghari.
Dengan panjang sekira kurang lebih 800 Km, sungai ini mengular di dua provinsi, yakni Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jambi.
Dan melintasi 11 wilayah, yakni kawasan Pesisir Selatan, Solok, Solok selatan, Duamasraya, Muaro Bungo, Tebo, Batanghari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung dan Kota Jambi, membuat sungai menjadi pusat perekonomian masyarakat yang tinggal di daerah aliran Sungai Batanghari.
Sehingga, jika tidak dengan kewaspadaan, bukan tidak mungkin, sungai yang berhulu di Gunung Rasan tersebut akan memakan korban yang lebih banyak.