Jenazah Bocah Pasien Corona di RSUD Raden Mattaher Jambi Dijemput Paksa Keluarga Pakai Motor
Dibonceng pakai sepeda motor, jenazah pasien berinisial IL yang berusia 6 tahun dijemput paksa pihak keluarga di RSUD Raden Mattaher Jambi.
Dibonceng pakai sepeda motor, jenazah pasien berinisial IL yang berusia 6 tahun dijemput paksa pihak keluarga di RSUD Raden Mattaher Jambi.
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Tak terduga peristiwa jenazah pasien Covid-19 dijemput paksa oleh keluarga di RSUD Raden Mattaher Jambi, Selasa (1/9/2020).
Jenazah pasien corona berinisial IL (6) itu dijemput menggunakan sepeda motor.
Video jenazah pasien dijemput paksa itu viral di media sosial netizen Jambi.
• Gara-gara Hamili Tetangga, Pria di Palembang Dianiaya Kakak Beradik hingga Tewas
• Mendadak Jadi Trending, Judul Game Pokemon Masters EX Jadi Perbincangan karena Tagar Ini
• Kronologi Jenazah Pasien Covid-19 di RSUD Raden Mattaher Jambi Dijemput Paksa
Peristiwa penjemputan paksa jenazah oleh pihak keluarga, terjadi di kamar mayat RSUD Raden Mattaher Jambi.
Pasalnya pihak keluarga IL yang warga RT 13 Kelurahan Rawasari keberatan jika jenazah akan dimakamkan dengan protokol Covid-19.
Menurut mereka, pasien meninggal dunia bukan karena Covid-19.
"Sudah tadi malam hasilnya tidak karuan. Itu tuh mayat bukannya batang pisang," ujar Abdul Sidik, keluarga almarhum.
Apa sebab keluarga bersikeras penyebabnya bukan Covid-19?
Abdul Sidik membeberkan bahwa jenazah sudah sejak tahun 2016 lalu mengalami sakit sejenis tumor di bagian kepala.
Pihak keluarga menganggap IL meninggal bukan karena Corona Virus Disease (Covid-19).
"Kok tiba-tiba begitu masuk di bilang dikuburkan secara Covid-19, belum ada hasil (swab), baru pagi ini menuju swab, kenapa dari tadi malam belum selesai-selesai," jelasnya.
Keluarga menunggu sejak pukul 10 malam
Menurut Sidik pihak keluarga sudah menunggu sejak tadi malam sekitar pukul 22.00 WIB sampai dengan sekitar 10.00 pagi ini.
• Mendadak Jadi Trending, Judul Game Pokemon Masters EX Jadi Perbincangan karena Tagar Ini
"Tadi ngomong setengah sepuluh, oke. Tiba-tiba pihak rumah sakit mengatakan minta waktu 1 jam dengan alasan tidak bisa dibaca sementara mayat ditelantarkan, kena pas sudah diplastik," jelasnya.