Berita Jambi
Unja Terapkan Merdeka Belajar, Mahasiswa Arkeologi Dilibatkan Pemugaran Candi Kedaton
Ketua Program Studi Arkeologi, Ashyadi Mufsi Sadzali mengatakan, mahasiswa perlu menerapkan ilmunya di tengah masyarakat, sehingga ilmu tak sia-sia
Prodi Arkeologi Terapkan Merdeka Belajar
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Program Studi Arkeologi Universitas Jambi menerapkan konsep merdeka belajar.
Merdeka Belajar adalah program yang dianjurkan Kemendikbud RI, yaitu bentuk perkuliahan dengan menerapkan turun ke masyarakat.
Ketua Program Studi Arkeologi, Ashyadi Mufsi Sadzali mengatakan, mahasiswa perlu menerapkan ilmunya di tengah masyarakat, sehingga ilmu yang diperoleh tidak sia-sia.
"Ilmu arkeologi itu 70 persen praktek lapangan dan 30 persen lagi teori di dalam kelas, hal ini selaras dengan kebijakan baru yang menekankan belajar di luar kelas," ujarnya.
Pria yang akrab dipanggil Didi itu mengatakan, bahwa mahasiswa harus memiliki pengalaman di lapangan, tanpa praktek mahasiswa tidak merdeka.
"Mahasiswa dituntut perbanyak praktek di lapangan. Mahasiswa arkeologi ikut serta dalam kegiatan pemugaran Candi Kedaton tahap XII, di Percandian Muarajambi," katanya, Selasa (1/9/2020), melalui sambungan telepon.
• Tips Cara Whatsapp Mengirim Foto Tanpa Merubah Kualitas dan Ukuran Foto, Tak Perlu Aplikasi Lain
• Cara Klaim Token Listrik Gratis, Login www.pln.co.id Bulan September 2020, Ikuti Petunjuknya
• Peluang Dapat BLT BPJS Ketenagakerjaan Rp 600 Ribu Masih Besar, Input Rekening Karyawan Diperpanjang
Mahasiswa yang diperbolehkan mengikuti kegiatan pemugaran, yakni mahasiswa yang tidak ada perkuliahan, diutamakan mahasiswa pada bidang arkeologi Hindu-Buddha. Tujuannya untuk memperbanyak pengalaman.
"Ada 10 mahasiswa memiliki minat khusus di bidang itu. Jadi, dibagi lima mahasiswa pada bulan pertama, yakni Agustus. Lima mahasiswa lagi dimulai awal Oktober sampai Desember," tambahnya
Mahasiswa yang berkegiatan di luar kelas, dianjurkan untuk mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi ini.
"Walau prodi arkeologi bersifat lapangan, tapi mahasiswanya tetap menerapkan protokol kesehatan. Dibuat gelombang pertama lima mahasiswa dan kedua lima mahasiswa," pungkasnya. (TribunJambi/caw)
