Anak Siram Orangtuanya dengan Air Panas, EF Relakan Puterinya Masuk Penjara
Pasca penyiraman air mendidih, yang dilakukan oleh puteri kandungnya, EF wanita paruh baya masih mendapat perawatan rutin di Rumah Sakit Bhayangkara.
Penulis: Aryo Tondang | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM,JAMBI- Pasca penyiraman air mendidih, yang dilakukan oleh puteri kandungnya, EF wanita paruh baya masih mendapat perawatan rutin di Rumah Sakit Bhayangkara.
Saat ditemui di rumahnya, di kawasan Talang Banjar, Jambi Timur, EF yang kesehariannya berdagang makanan dan minuman tersebut, hanya duduk mengenakan sarung untuk menutupi luka bakar, ulah dari puterinya AF (24).
Nyaris 40persen tubuhnya mengalami luka bakar, dan pergerakannya hanya sebatas terbaring dan sesekali ke kamar kecil yang dibantu oleh cucunya yang masih berusia 7 tahun.
Dia menjelaskan, pihak rumah sakit menganjurkan dirinya dirawat di rumah, lantaran tidak ada pihak keluarga yang merawat, kata EF, pihak rumah sakit memberi kelonggran, dengan mengirimkan perawat secara rutin ke rumahnya.
• Harga TBS Jambi Naik, Petani Sawit Tanjabtim Hanya Jadi Penonton
• Agustus, Jumlah Pergerakan Penumpang di 19 Bandara PT Angkasa Pura II Tembus 2 Juta Orang
Kepada tribunjambi.com, EF menceritakan sakit luar biasa yang dirasakannya, sejak pertama disiram oleh puteri semata wayangnya tersebut.
Demi pembelajaran, dirinya mengaku tidak akan mencabut laporan terhadap anaknya, meski hingga ke Kejaksaan.
"Biarlah dia rasakan di sana seperti apa, usia dia masih 24 tahun, mudah-mudahan masih ada perubahan, kalau untuk cabut laporan, saya tidak mau," kata EF, Selasa (1/9) pagi.
"Kalau suaminya masih ada di Jambi ini, biarlah dia di dalam sel, karena suaminya yang mempengaruhi anak saya," imbuhnya.
EF menjelaskan, ini bukan kali pertama dirinya mendapat perlakuan kasar dari puterinya, katanya, sudah tidak terhitung kekerasan yang dilakukan puterinya tersebut.
Hingga pada puncaknya, pada Jumat (21/8/2020) tindakan puterinya sudah kelewat batas.
"Sudah tidak terhitung kalau perlakuan kasarnya sama aku, saya juga pernah dilempar, piring dihancurin, tapi masih saya maafkan, dia anak semata wayang saya, kalau kali ini, sudah kelewatan," tutur EF.
Dia mengingat jelas sakit yang dia rasakan saat pertama kali air mendidih tersebut tercurah ke badannya.
"Saya teriak berlari gak karuan lagi," katanya.
Saat ini, EF tidak lagi mendapat penghasilan, hingga beberapa bulan ke depan. Beruntung, sejumlah relasi yang dia kenal sering menjenguk dirinya, dan menyisihkan sedikit rejeki yang dia gunakan untuk biaya perawatan dan kebutuhan sehari-hari.
• Polres Tanjabbar Masih Selidiki Penyebab Kebakaran Lahan di Desa Muntialo
• 2 Helikopter dan 60 Petugas Gabungan Dikerahkan untuk Padamkan Api di Desa Muntialo
Keluarga EF berada jauh, di luar Provinsi Jambi, kakak kandungnya hanya sesekali merawat dirinya. "Ya saya berdua sama cucu saya ini," katanya.