Berita Eksklusif Tribun Jambi

Terdampak Pandemi, Koja Trans Terkendala Finansial

Pandemi Covid-19 juga berdampak pada pada perusahaan angkutan bus berbasis aplikasi di Kota Jambi, capsule bus Koja Trans.

Editor: Deddy Rachmawan
Tribunjambi/Fitri Amalia
Koja Trans di Kota Jambi. 

Saat diluncurkan 10 bulan lalu, Direktur Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Ahmad Yani berharap bus ini terus berkembang, dan transportasi yang merupakan urat nadi perekonomian bangsa menjadi lebih baik.

Ketika itu  Direktur MDT Subhan Novianda, menyampaikan pihaknya menyiapkan 28 unit kendaraan yang terdiri dari 25 capsule bus, 2 capsule care untuk penyandang disabilitas, dan 1 capsule plus atau ambulans.

Sampai akhir tahun lalu, pihaknya menargetkan bisa mengoperasionalkan sekitar 60 unit. Adapun untuk tahun ini, pihaknya menargetkan mengoperasikan 150-200 unit capsule bus.

Belum Efektif

Beberapa warga Kota Jambi yang pernah memanfaatkan transportasi berbasis aplikasi ini menilai, kehadiran Trans Koja belum efektif untuk mempermudah akses masyarakat untuk bepergian dalam Kota Jambi.

Satu di antaranya, Marfuah menjelaskan, hal itu karena Koja Trans merupakan transportasi publik yang menggunakan akses daring (online), yang belum familiar di masyarakat.

Selain itu, dari cara order dan letak-letak haltenya, menurut dia, masih belum dipahami sebagian masyarakat.

Dandim 0420/Sarko Sebut Sudah 112 Hektare Lahan di Sarolangun Terbakar

Tak Hanya ATM, Komplotan Pencuri Juga Gasak Barang di Alfamart Senilai Rp 25 Juta

Keluhkan Buruknya Kondisi Ekonomi, Ini Cara Sandiaga Uno Agar UMKM Masih Berdaya di Tengah Pandemi

Kecelakaan Beruntun di Tol Banyumanik-Gayamsari Semarang, Saksi Lihat Sopir Terjepit

"Sebaiknya Trans Kota Jambi ini menyesuaikan dengan keadaan masyarakat di Kota Jambi. Misalnya, kalau ketemu Trans Kota Jambi bisa seperti angkot. Bisa dipesan melalui online, juga bisa langsung," harapnya.

Lebih lanjut, untuk rute dan pembayaran juga menjadi kendala, karena masyarakat mesti mendebit saldo sebelum menggunakan Koja Trans melalui kartu flazz.

"Harusnya lebih fleksibel, disesuaikan dengan keadaan di Kota Jambi, karena di Kota Jambi ini beda situasinya dengan kota besar. Bertransformasi butuh tahapan," katanya.

Terkait bus tersebut tidak beroperasi sementara, dia mengaku tidak memberi banyak pengaruh ke masyarakat.

Apa lagi, saat ini di Jambi juga ada transportasi berbasis online.

Warga lain, Yuni juga menilai hanya sebagian masyarakat saja yang merasakan hadirnya Trans Koja.

Dari yang dia lihat, capsule bus tersebut lebih sering digunakan untuk mengangkut anak sekolah, atau dimanfaatkan untuk transportasi menuju objek wisata keluarga.

Tapi dari segi fasilitas, dia mengakui Koja Trans sudah bagus. "Sudah ada WiFi dan ada AC-nya," selanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved