Semangat Belajar Meski Dengan Kondisi yang Seadanya, Kisah Pilu Pendidikan Di Kawasan Terpencil
Anak-anak di desa tersebut tetap semangat belajar meski bersekolah tanpa gedung dengan meja dan kursi seadanya.
TRIBUNJAMBI.COM - Warga di Dusun Ambatunin tersebut sebelumnya memang tidak mengenal baca tulis. Penyebabnya akses menuju lokasi yang sulit menembus hutan perawan di Kalimantan.
Lokasi yang berada di kawasan terpencil, minim akses dan telekomunikasi tidak membuat warga di Dusun Ambatunin, Desa Uren, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan berkecil hati.
Anak-anak di desa tersebut tetap semangat belajar meski bersekolah tanpa gedung dengan meja dan kursi seadanya.
• Ramalan Zodiak Senin 31 Agustus 2020, Besok Hari Keberuntungan Pisces, Capricorn Selalu Sibuk
• September, SKB CPNS Sarolangun Dilaksanakan di Kota Jambi
• Nasehati Atta Halilintar, Maia Estianty Bongkar Penyebab Rumah Tangga Berantakan: Restu Itu Penting
Tidak ada satu pun tenaga pendidik yang bisa menembus wilayah tersebut. Bertahan-tahun mereka tidak bisa menikmati pendidikan.
Namun sejak Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan menegaskan beberapa guru di sana, warga terutama anak-anak kini bisa menikmati belajar mengajar dan bisa baca tulis.
Mereka dibuatkan satu tempat belajar tanpa bangunan. Hanya sepotong terpal melindungi mereka dari terik matahari, dengan fasilitas meja kursi seadanya.
Meski demikian, masalah belum mereda, mengingat akses yang terbatas, guru kunjung hanya mampu mampir dua pekan sekali, dengan proses belajar mengajar selama beberapa jam saja.
Di tengah keterbatasan, animo bocah dusun sangat tinggi dalam menuntut ilmu. Mereka merasa senang bisa mengenyam pendidikan.
Suatu ketika para pemangku kepentingan di instansi terkait menengok ke lokasi minim akses pendidikan ini, mencari kebenaran kondisinya secara langsung. Saat tiba, mereka mendapati belasan siswa bersemangat untuk belajar, walaupun tidak ada sekolah di tempat tersebut.
Sehingga respek berinisiatif ingin membangun sekolah kecil, meski hanya satu ruang belajar. Kemudian dibangunkan pula rumah dinas dan kelengkapan bangunan lain, sebagai ruang guru dan toilet.
Proyek masuk anggaran tahun 2020 ini.
Wacana ini mendapatkan sambutan hangat masyarakat setempat. Bahkan warga telah bergotong royong menyediakan bahan bangunan dari kayu untuk fasilitas layanan pendidikan tersebut.
Mereka juga antusias, karena anak-anak bisa sekolah. Selain itu orang dewasa yang buta huruf serta tak bisa menulis juga dapat ikut belajar.
Kasubag Prencanaan dan Pelaporan Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan, M. Iqbal Al-Banjar menceritakan butuh perjuangan untuk mencapai kawasan pedalaman tersebut.
Dusun Ambatunin merupakan anak desa yang jauh dari pusat daerah desa. Bahkan untuk menuju permukiman dusun ini, harus melewati pegunungan dan masuk hutan belantara.
Jaraknya berjalan kaki sekitar enam jam.
Sementara apabila menggunakan kendaraan roda dua, kurang lebih tiga jam. Selain itu, akses jalan hanya jalan setapak yang sebagian sisi kiri kanannya adalah jurang.