Semangat Belajar Meski Dengan Kondisi yang Seadanya, Kisah Pilu Pendidikan Di Kawasan Terpencil
Anak-anak di desa tersebut tetap semangat belajar meski bersekolah tanpa gedung dengan meja dan kursi seadanya.
Jika menggunakan jasa ojek warga setempat, butuh biaya tinggi, bisa mencapai Rp 400.000 sampai Rp 450.000. Hal itu dikarenakan kondisi jalan menuju Dusun Ambatunin yang dianggap ekstrem dan sulit dilewati.
“Sehingga masyarakat setempat lebih familiar dengan Kaltim, karena lokasi desa mereka berdekatan dengan provinsi tetangga tersebut,” kata Iqbal, Minggu(30/8/2020).
Plt Kepala Dinas Pendidikan Balangan, Abdul Basid menyebutkan, pihaknya serius merealisasikan pembangunan SDK Ambatunin.
Basid menerangkan, Disdik juga menargetkan tahun pelajaran 2020/2021, SD kecil Ambatunin sudah resmi menjadi satuan pendidikan formal yang terdaftar secara sah di Pemkab Balangan dan Kemendikbud.
Sehingga sekolah itu nanti berhak penuh dengan hak-hak dan kewajibannya sebagai sekolah yang diselenggarakan oleh Pemkab Balangan. Sebagaimana hak atas dana BOS dan tunjangan terpencil serta lainnya.
"Untuk pembangunan SD kecil di Dusun Ambatunin memang rencananya dipercepat dan pada APBD perubahan, kami mengupayakan tambahan asrama siswa," ucap Abdul Basid.
Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan mengusulkan menganggarkan pembangunan SD kecil di Dusun Ambatunin sebesar Rp 600 juta.
Bahkan diusulkan penambahan seperangkat peralatan satelit Maggo Sky. Alat tersebut merupakan perangkat telekomunikasi langsung ke satelit Palapa.
Sehingga sinyal internet bisa diakses tanpa melalui sambungan manual atau kabel.
"Melalui alat tersebut diharapkan sekolah dapat berkomunikasi langsung dengan pihak luar dan memudahkan pelaporan online tanpa harus turun ke lokasi yang ada jaringan internet," ucap Basid.
Seiring waktu, pembangunan sekolah sesuai komitmen pemangku kepentingan akhirnya terpenuhi. kini anak-anak pedalaman di Dusun Ambatunin bisa menikmati bangku sekolah.
Bangunan SD kecil Ambatunin berdiri tegak, dan sudah bisa difungsikan untuk belajar di ruang kelas tersebut. Ada tiga guru yang mengajar di dusun tersebut, mereka merupakan guru kunjung yang aktif memberikan pendidikan bagi anak-anak di Dusun Ambatunin.
Keberadaan SD Ambatunin dianggap sangat membantu proses belajar mengajar. Bahkan sekarang pendidikan formal sudah didapati oleh anak-anak di sana.
Mereka juga sekolah menggunakan seragam SD pada umumnya, tak lagi hanya baju harian.
Sejak Juli para siswa kembali belajar sebagaimana mestinya, karena telah memasuki tahun ajaran baru.
Terpisah, Kasi Keamanan Informasi dan Persandian Diskominfo Balangan Febtika Reysne mengatakan lokasi yang berada di perbatasan dengan provinsi Kalimantan Timur.
“Dari Paringin ke Desa Uren ditempuh 1,5 Jam naik kendaraan. Lanjut dari Uren ke Ambatunin bisa 3 jam bersepeda motor jika cuaca mendukung. Tapi kalau jalan kaki bisa mencapai 6 jam perjalanan,” ujar Febtika.