Pasien Corona Tanjabbar Meninggal
Tak ada Petugas, Ibu-ibu Perawat RS Daud Arif Ikut Nimbun Makam Gunakan Tangan
Dua orang perawat perempuan Rumah Sakit Daud Arif Kuala Tungkal yang terbilang sudah berumur ikut gali makam dengan tangan
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Nani Rachmaini
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Samsul Bahri
TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL-Dua orang perawat perempuan Rumah Sakit Daud Arif Kuala Tungkal yang terbilang sudah berumur ikut membantu proses pemakaman pasien rapid test asal Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Turun tangan dua orang perawat RS Daud Arif Kuala Tungkal lantaran tidak adanya tim petugas pemakaman.
Hal ini diungkapkan Kapolres Tanjabbar, AKBP Guntur Saputro yang ikut dalam proses penimbunan makam.
Bahkan diungkapkan oleh Kapolres, dua perawat RS tersebut juga membantu untuk menimbun tanah makam dengan menggunakan kedua tangan.
• Lantaran Tak Ada Petugas, Pemakaman Pasien Positif Rapid Test di Tanjabbar Sempat Tertunda Dua Jam
• Pengamat Politik: Mundurnya Abdullah Sani Buat PDIP Lebih Konsentrasi Menangkan CE-Ratu Munawaroh
• Pelaku PETI di Tabir Barat diduga Garap Hutan Produksi
"Lihat ibu-ibu perawat dan puskesmas gak tega."
"Dua perawat ibu-ibu itu yang luar biasa, mereka sudah merawat, memulasari dan juga memakamkan jenazah."
"Bahkan mereka sampai pake tangan menimbun tanah sampai selesai prosesi pemakaman," ungkapnya.
Kapolres menyebutkan bahwa keberadaan dirinya di lokasi untuk melakukan pengamanan.
Namun melihat situasi hanya ada dua ibu-ibu perawat dan juga dua orang perawat dari puskesmas, dirinya berinisiatif untuk turun bersama dengan ajudannya mengambil bagian dari prosesi pemakaman tersebut.
"Kasihan lihat para perawat ibu-ibu itu, karena memang belum ada petugas untuk menimbun makam, yang ada itu hanya petugas penggali makam yang siap, sedang yang makamin (memakamkan) tidak ada," sebutnya.
"Mereka aja ikhlas dan rela meskipun terbatas perlengkapan."
"Jadi kita yang laki-laki apa iya cuma berdiam diri?"
"Jadi tadi aku sama Heri (ajudan) nggak tega, jadi ikut turun nimbun," pungkas Kapolres. (*)