Sejarah Hari Asyura, dan Keutamaan Berpuasa di 10 Muharram, Hapus Dosa Setahun, Ini Niatnya
Dalam sejarah Arab, hari 'Asyura (10 Muharram) adalah hari raya bersejarah. Pada hari itu setiap suku mengadakan perayaan
TRIBUNJAMBI.COM - Bulan Muharram 1442 H adalah bulan pertama dalam tahun baru islam.
Keistimewaan Muharram salah satunya ada Hari Asyura.
Apa itu Asyura ?
Hari Asyura adalah hari ke-10 pada bulan Muharram dalam Kalender Hijriyah.
Sedangkan asyura sendiri berarti kesepuluh.
Hari ini menjadi terkenal karena bagi kalangan Syi'ah dan sebagian Sufi merupakan hari berkabungnya atas kesyahidan Husain bin Ali, cucu dari Nabi Islam Muhammad pada Pertempuran Karbala tahun 61 H (680).
Akan tetapi, Sunni meyakini bahwa Nabi Musa berpuasa pada hari tersebut untuk mengekspresikan kegembiraan kepada Tuhan karena Bani Israil sudah terbebas dari Fira'un (Exodus).
• Mencengangkan! Preman Ditakuti di Bali Mualaf, Kisah Tiada Hari Tanpa Mabuk, Tiduri Ratusan Wanita
Menurut tradisi Sunni, Nabi Muhammad berpuasa pada hari tersebut dengan jumlah dua hari dengan tujuan menyelisihi umat Yahudi dan Nasrani, dan meminta orang-orang pula untuk berpuasa.
Sejarah
Pada masa pra-Islam, 'Asyura diperingati sebagai hari raya resmi bangsa Arab.
Pada masa itu orang-orang berpuasa dan bersyukur menyambut 'Asyura.
Mereka merayakan hari itu dengan penuh suka cita sebagaimana hari Nawruz yang dijadikan hari raya di negeri Iran.
Dalam sejarah Arab, hari 'Asyura (10 Muharram) adalah hari raya bersejarah. Pada hari itu setiap suku mengadakan perayaan dengan mengenakan pakaian baru dan menghias kota-kota mereka.
Sekelompok bangsa Arab, yang dikenal sebagai kelompok Yazidi, merayakan hari raya tersebut sebagai hari suka cita.
Keutamaan Pahala Puasa Asyura