Korsel, Jerman, Hong Kong, Jepang, AS & Singapura Resesi Karena Covid-19, Ekonomi Indonesia Ambruk?

Resesi atau kemerosotan merupakan suatu kondisi saat Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara menurun atau saat pertumbuhan ekonomi riil bernilai

Editor: Suci Rahayu PK
filmdaily.co
ILUSTRASI resesi ekonomi 

Tingkat konsumsi rumah tangga merosot 25%, sementara indeks harga konsumen anjlok 1,5%.

Bisa dikatakan, ini merupakan periode terburuk perekonomian AS, bahkan bila dibandingkan dengan periode Depresi Besar.

Untuk perbandingan saja, kuartal terburuk perekonomian AS selama Krisis Keuangan Global tahun 2008 adalah minus 8,4% pada kuartal IV-2008.

Baim Wong Panik Saat Tahu Banyak Karyawannya Reaktif Covid-19, Hasil Tes Swab Massal Bikin Syok!

BMKG Prediksi 10 Wilayah Ini Akan Alami kemarau Panjang, Ada yang Sampai 3 Bulan Tanpa Hujan

Jaksa Agung Bantah Video Call Dengan Jaksa Pinangki Setelah Djoko Tjandra Bayar 100 Juta Dollar

Indonesia Kian Dekat Resesi

Ancaman resesi kian nyata.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III mendatang berada di kisaran 0 persen hingga minus 2 persen.

Adapun untuk keseluruhan tahun 2020, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berada di kisaran -1,1 persen hingga positif 0,2 persen.

Jika proyeksi tersebut terealisasi, artinya Indonesia menghadapi pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut

Dengan demikian, maka kondisi perekonomian RI masih dalam kategori resesi teknis.

"Kalau indikator di Juli, di kuartal III, terjadi down side risk, suatu risiko nyata. Kuartal-III di kisaran 0 persen hingga negatif 2 persen," jelas Sri Mulyani ketika memberikan paparan dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (25/8/2020).

Bendahara Negara itu menjelaskan, kinerja perekonomian pada kuartal III tidak sesolid yang dibayangkan.

Nyatanya, kinerja ekspor dan impor, hingga indikator tingkat produktifitas manufaktur serta sektor keuangan justru kembali ke zona negatif pada periode Juli 2020 ini.

Sri Mulyani pun mengatakan, kunci utama untuk mengerek kinerja perekonomian pada kuartal III adalah investasi dan konsumsi domestik.

"Kalau tetap negatif meski pemerintah sudah all out maka akan sulit untuk masuk ke zona netral tahun ini," ujar Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun mengatakan, Presiden Joko Widodo telah meminta beberapa menteri untuk fokus pada indikator investasi yang sempat mengalami kontraksi cukup dalam, yakni sebesar -9,61 persen.

Di sisi lain, dari sektor konsumsi, selain bansos yang digelontorkan pemerintah, juga diperlukan dorongan dari kelas menengah dan atas.

"Outlook kita sangat tergantung konsumsi dan investasi, dan pemerintah akan melakukan berbagai kebijakan untuk mengembalikan confident itu," jelas Sri Mulyani.

Berita ini tayang di Kontan dengan judul: Daftar enam negara dunia yang terperosok ke jurang resesi dan Kompas dengan judul Resesi Kian Nyata, Sri Mulyani Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Minus 2 Persen",

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved