Salut, Hanya Menggunakan Kaos Oblong, Jeans dan AK-47, Intel Kopassus Masuk Ke Daerah Musuh

Intelejen tersebut berfungsi memata-matai musuh, dan intelejen Kopassus ini telah teruji di berbagai medan pertempuran.

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
AMMOchambers
Anggota Kopassus berada di rawa-rawa. 

Para personel intelijen yang akan bertugas secara sangat rahasia itu dipimpin oleh Kolonel Inf Dading Kalbuadi yang juga komandan pasukan elite, Grup-2 Para Komando (Parako) atau Komando Pasukan Sandi Yuda (Kopassanda ).

Pasukan elit itu sekarang dikenal sebagai Kopassus dan Kopassanda sendiri saat itu bermarkas di Magelang, Jawa Tengah.

Tugas utama Kolonel Dading bersama anak buahnya adalah memasuki wilayah Tim-Tim sebagai sukarelawan dan tanpa menunjukkan identitas sebagai pasukan elit.

Jika dalam tugas-tugasnya sebagai personel intelijen sampai menimbulkan bentrokan senjata dan gugur, maka negara tidak akan mengakuinya mengingat status mereka adalah sukarelawan.

Sekitar 250 personel Parako yang bertugas sebagai intelijen kemudian dikirim perbatasan NTT-Tim-Tim dan dalam penugasannya mereka selalu menyamar.

Ketika dikirim ke Atambua, NTT lalu ke Motaain, personel Parako menyamar sebagai mahasiswa yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Sedangkan senjata yang dibawa dimasukkan ke dalam karung yang telah dibubuhi tulisan berbunyi ‘alat-alat pertanian’.

Tugas utama para personel Parako adalah menyusup ke Tim-Tim dalam bentuk kelompok kecil untuk membentuk basis-basis gerilya dan melakukan penyerangan.

Sebagai sukarelawan dan tidak bersetatus anggota militer dalam melaksanakan operasi intelijennya secara terbatas (limited combat intelligence) para personel Parako kebanykan memakai celana jean dan kaos oblong serta jarang menenteng senjata.

Di kemudian hari ketika operasi militer ABRI secara terbuka untuk mendukung proses integrasi ke RI digelar, para personel Parako ternyata masih suka mengenakan celana jean dan kaos oblong.

Dengan gaya bertempur yang terkesan sangar tapi santai itu, Kopassanda, mengutip Hendro Subroto dalam Saksi Mata Perjuangan Integrasi Timor Timur (1996), pun mendapat julukan sebagai “The Blue Jeans Soldiers”.

Hebat, Tiba-Tiba Pria Pemabok Ini Minta Diajari Solat Dan Mengaji

VIRAL Pegawai Meninggal Saat Kerja, Mayat Cuma Ditutup Payung & Kardus, Miris Supermarket Tetap Buka

Hari Ini Harga Emas Antam Turun Rp 4000 Dari Harga Kemarin

Soal The Blue Jeans Soldier juga bisa dikulik dari buku Hendro Subroto lainnya yang berjudul Operasi Udara di Timor Timur terbitan Pustaka Sinar Harapan (2005). 

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved