Berita Viral
Viral Internasional Pidato Temenggung Ngadap Suku Anak Dalam saat Upacara Bendera di Tengah Hutan
Pidato Ketua Adat SAD bernama Temenggung Ngadap, itu dilakukan saat upacara bendera di tengah hutan dalam dalam memperingati Hari Kemerdekaan RI
Viral Pidato Temenggung Ngadap Suku Anak Dalam saat Upacara Bendera di Tengah Hutan
TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah video pidato ketua adat Suku Anak Dalam (SAD) Jambi, viral di dunia internasional.
Pidato Ketua Adat SAD bernama Temenggung Ngadap, itu dilakukan saat upacara bendera di tengah hutan dalam dalam memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. ( pidato ketua adat SAD )
Upacara bendera itu digelar warga SAD pimpinan Temenggung Ngadap di Hutan Adat Sungkai Lubuk, Desa Tanah Garo, Kecamatan Muara Tabir, Kabupaten Tebo. ( pidato Suku Anak Dalam )
• Walaupun Sederhana, Sejumlah SAD di Merangin ini Tetap Kibarkan Bendera Merah Putih
• Merdeka ala Anak Rimba di Bukit Duabelas, dari Upacara hingga Aneka Lomba
• Jenazah Warga Suku Anak Dalam di Merangin Dililit Ular Piton Besar, Polisi Kaget Melihat
Dalam video yang beredar dengan logo RIK Production, Temenggung Ngadap menjadi pembina upacara, dan memimpin warga Suku Anak Dalam.
Meski di tengah hutan, seperti upacara pada umumnya, dilakukan pengibaran Bendera Merah Putih, pembacaan Pancasila.
Kemudian, pembacaan dan Undang-undang Dasar 1945 oleh Jenang Suku Anak Dalam, Yarani, dan pembacaan Teks Proklamasi oleh Menti, warga Suku Anak Dalam.
Saat upacara, Temenggung Adat melakukan pidato.
Video tersebut isinya menjadi viral di dunia internasional.
Temenggung Ngadap, dalam bahasa lokal setempat, mengatakan secara tegas seluruh rakyat di hutan harus mempertahankan hutan untuk kehidupan anak cucu.
Berikut ini penggalan pidato tersebut.
"Seluruh rakyat yang di rimbo (hutan), mari kita bersatu mempertahankan hutan adat untuk kehidupan kita.
"Marilah ini kita saudara, kita mempertahankan hutan adat untuk kehidupan kita. Kareno itu anak cucu kito, kalau hutan ini habis, di mana lagi tempatnyo hidup," ujarnya.
"Bebalik itu kepada nenek moyang kito, tumpah darah kito dalam rimbo, bukan dalam kota, bukan," tegas Temenggung Ngadap.
"Jadi kito harus kito pertahankan hutan tanah kito, Hutan Adat Sungkai Lubuk Dalam ini. Hutan ini bukan punyo kito sendiri, samo-samo kita menjago Hutan Sungkai jangan sampai diserobot orang," ujarnya.