Kakek Enjang Berjalan Kaki Sejauh 163 KM Guna Temui Anak, Setelah Sampai Lokasi Ini yang Terjadi

Jalur jalan nasional alternatif ini masih sepi penduduk. Tak ada pepohonan, hanya rumput yang tumbuh di sela batu dan bisa dijadikan tempat bersandar.

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
ist
Seorang kakek dengan kaki yang bengkak terdampar di jalan sepi 

TRIBUNJAMBI.COM - Seorang kakek yang mengenakan batik putih  berteduh di balik guardrill pembatas jalan di kawasan jalan lingkar timur Desa Maleber, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur.

Jalur jalan nasional alternatif ini masih sepi penduduk. Tak ada pepohonan, hanya rumput yang tumbuh di sela batu dan bisa dijadikan tempat bersandar.

Sekilas kakek yang terlihat kelelahan ini seperti korban kecelakaan.

Yuk Baca tips Cara Melamar Kerja Bagi Fresh Graduate Ditengah Pandemi

Tahapan Jamasan, Pembersihan Keris pada Malam 1 Suro - Dipercaya Rawat Tuah dalam Senjata Pusaka

Wajahnya terlihat pucat, kontras dengan peci hitam yang ia kenakan.

Sesekali ia terlihat meringis menahan sakit mencoba membetulkan posisi duduk dan kakinya.

Ia terlihat tak peduli dengan laju kendaraan yang melintas cepat dan hanya beberapa meter di belakangnya.

Dihampiri beberapa pengendara, ia menjelaskan baru pulang dari kawasan Tajurhalang, Kecamatan Mande, dan hendak kembali ke masjid di Pasar Induk.

Jarak Mande ke Pasar Induk sekitar 30 menit perjalanan dengan roda dua dan bisa sampai satu jam jika naik angkutan umum.

Sang kakek yang belakangan diketahui bernama Enjang bin Adah (70) ini mengatakan jika ia rindu bertemu sang anak dan ingin meminta biaya berobat untuk kaki bengkaknya.

Ia rela tidur di masjid Pasar Induk dan sudah berlangsung selama dua hari tiga malam.

Mantan Lurah Buka Praktik Dukun, Mbah Suro Dikejar Kopassus

Warga Kampung Sabeulit, Desa Sukamanah, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, ini sudah dua kali menuju rumah di kawasan Tajurhalang, Kecamatan Mande, Cianjur namun tak berhasil menemui anaknya.

Seperti diketahui, jarak Kampung Sabeulit di Agrabinta dengan Tajurhalang kecamatan Mande sekitar 163 KM.

Jika pulang pergi berarti lebih dari 300 km.

Ia pun kembali ke masjid di kawasan Pasar Induk.

Ia merasa kecewa setelah menempuh ratusan kilometer perjalanan namun tak gagal bertemu anaknya.

Kabar yang ia terima, anaknya tersebut sudah tak tinggal di sana dan saat ini ia tak tahu keberadaan anaknya tersebut.

Kabar yang tambah menyesakkan dadanya, kehidupan keluarga anaknya sudah berantakan.

Ia pun melangkah pulang dengan kepala tertunduk lesu.

Entah linglung atau kehabisan uang untuk ongkos angkutan, Enjang terdampar di Jalan Lingkar Timur yang sepi sambil selonjoran dengan kaki bengkaknya.

Ia duduk di batu koral panas sambil memegang jaket hitam dan dua botol minuman kemasan.

Beberapa pengendara yang melintas dan merasa iba berusaha memberikan bantuan untuk kakek tua ini.

"Saya sudah dua hari tiga malam di Cianjur tidur beristirahat di masjid Pasar Induk, saya ingin bertemu dengan anak saya, tapi anak saya sudah tak tinggal di rumah yang biasa saya kunjungi," ujar Enjang ditemui di kawasan Jalan KH Abdulah Bin Nuh, Selasa (18/8/2020).

Enjang ditemukan oleh seorang pemuda Maleber, Kecamatan Karangtengah, yang menolong dan mengantarnya ke terminal.

Setelah bertemu pemuda tersebut, kakek yang mengalami kaki bengkak memutuskan untuk pulang ke Agrabinta.

Rumahnya berada di pesisir pantai selatan Cianjur sekitar lima jam perjalanan dari pusat kota.

Tetangga Galang Donasi Untuk Misna

"Semula saya mau minta uang ke anak untuk berobat kaki, tapi karena tak bertemu saya turun di jalan baru Lingkar, saya memutuskan untuk pulang saja, tapi tadi saya kelelahan karen kaki saya sakit," kata Enjang.

Enjang mengatakan, ia ingin membeli beberapa obat untuk perawatan kakinya di kampung. Ia mengeluarkan uang Rp 12 ribu kepada pemuda yang menolongnya.

Enjang mengatakan, ia terjatuh menginjak pecahan kaca sampai kakinya bengkak. Namun kacanya sudah berhasil ia cabut dan kini tinggal lukanya yang membengkak.

"Saya ingin beli obat serbuk untuk luka, di kampung susah mendapatkan obat tersebut," katanya.

Enjang mengatakan, ia rutin membersihkan lukanya. Namun karena memaksakan berjalan kakinya kembali bengkak.
"Asal ada ongkos saya memilih untuk pulang saja," katanya.

Hedi Herdiansyah (30) pemuda warga Maleber, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, yang menemukan sang kakek dan merasa iba langsung membawa Enjang menuju ke terminal.

Ia mengatakan, akan mampir di apotik untuk membeli obat keperluan sang kakek di kampung.

"Ia menyebut ongkos ke Agrabinta sekitar Rp 70 ribu, katanya setelah itu harus naik ojek dulu," kata Hedi.

Hedi mengatakan, kakek tersebut sudah dua tahun tak bertemu dengan anaknya.

"Kasihan juga semoga anaknya melihat dan membaca beberapa tulisan yang sudah saya sebar melalui media sosial," kata Hedi.

Hedi mengatakan, beberapa warga yang iba memberikan ongkos untuk sang kakek dan biaya untuk membeli obat.

"Semoga kakek ini sehat dan selamat sampai ke rumahnya," katanya.

Hedi menyuruh sang kakek untuk naik ke belakang motornya, ia pun memacu motor menarik gas meninggalkan Jalan KH Abdulah Bin Nuh menuju terminal Pasirhayam.(fam)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Jalan Kaki Ratusan Km untuk Temui Anaknya, Kakek dari Cianjur Ini Kecewa, Anaknya Sudah Pindah

Sumber :  Tribunnews.com  https://www.tribunnews.com/regional/2020/08/19/kisah-kakek-enjang-jalan-kaki-163-km-untuk-temui-anak-sampai-di-lokasi-anaknya-sudah-pindah?page=all.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved