Ibu Buang Bayi di Jalan dan Area Makam, Orang Tuanya Tulis Pesan Ini

Sesosok orok perempuan yang baru dilahirkan dibuang di depan gerbang Yayasan Panti Asuhan KH Mas Mansyur, Bali, Minggu (16/8/2020) pukul 04.30 WITA.

Editor: Rohmayana
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi bayi. 

TRIBUNJAMBI.COM- Mendengar suara bayi merintih  Marwia (43) saat pulang dari pasar langsung menemui suaminya.

Sesosok orok perempuan yang baru dilahirkan dibuang di depan gerbang Yayasan Panti Asuhan KH Mas Mansyur, Jalan Pendidikan, Sidakarya, Denpasar, Bali, Minggu (16/8/2020) pukul 04.30 WITA.

Ketika ditemukan, kondisi bayi tak berdosa itu merintih dan warna kulitnya pucat.

Diduga bayi yang dibuang itu kedinginan karen hanya dibungkus sarung.

Kepala BPBD Kota Denpasar, Ida Bagus Joni Ariwibawa, menjelaskan bayi yang sengaja dibuang oleh orang tuanya hanya dibungkus kain selimut warna hitam. Ari-arinya sudah dipotong dan dibungkus plastik.

Orang tua bayi meninggalkan secarik kertas bertuliskan nama bayi Shakira Agustin Alfa Rizqi.

Bayi tersebut saat ini sudah dirawat di RSUP Sanglah Denpasar.

"Yang menemukan warga di depan yayasan. Sudah dievakuasi ke RSUP Sanglah," kata Joni saat dihubungi, Senin.

Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol I Nyoman Wirajaya, menjelaskan bayi tersebut ditemukan Marwia (43) saat pulang dari pasar.

Sekitar pukul 03.00 Wita, ia keluar rumah untuk mengantar dagangannya ke pasar.
Sekembali dari pasar, ia melihat ada sesuatu yang terbungkus sarung warna hitam di depan pintu masuk panti asuhan.

Ia langsung pulang ke rumah untuk melaporkan ke suami karena takut. Setelah kembali ke pasar, ia melihat kaki bayi keluar dari bungkusan atau sarung tersebut.

Setelah itu, temuan ini dilaporkan ke tetangga yang lain agat ikut memeriksa.
Setelah diperiksa, bungkusan dibuka dan dilihat seorang bayi perempuan dalam kondisi masih hidup.

Atas temuan tersebut, mereka membangunkan anak-anak yang ada di panti asuhan.

Kemudian bayi yang masih hidup tersebut diangkat oleh Kepala Panti Asuhan lalu dibawa masuk.

Sekitar pukul 05.30 Wita, ambulans bersama tenaga medis tiba untuk mengecek kondisi bayi.

Ternyata bayi kedinginan. Demi keselamatannya, bayi perempuan itu dievakuasi ke RSUP Sanglah Denpasar.

"Kami masih mendalami temuan bayi yang dibuang," terang Kompol I Nyoman Wirajaya.

tribunnews
Bayi mungil ditemukan tergeletak di dalam kardus di Desa Tropodo, Krian, Sidoarjo (Surya/M Taufik)

Izinkan Saya Titipkan Anak

Sementara itu pembuang bayi berjenis kelamin laki-laki di depan rumah warga Dusun Berjo Kulon, Sidoluhur Godean Sleman, akhirnya ditangkap Polsek Godean.

Orang tua bayi itu statusnya mahasiswa. Keduanya adalah K (21) warga Lampung dan kekasihnya A (20) warga Jember, Jawa Timur.

"Mereka diamankan di daerah Kasihan, Bantul. Di kos mereka pukul 10.00 WIB," tutur Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Deny Irwansyah, Kamis (30/7/2020).

AKP Deny Irwansyah, menuturkan keduanya diamankan karena menelantarkan anak biologis mereka.

Motif sampai tega membuang anak kandungnya karena takut ketahuan orang tua mereka. Karena keduanya belum menikah.

"Motifnya takut ketahuan orang tua. Mereka ini masih pacaran, belum menikah," jelasnya.

Menurutnya keduanya diamankan di Polsek Godean. Sampai saat ini masih dilakukan pendalaman terkait peristiwa tersebut.

"Masih dalam pemeriksaan Polsek Godean," jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, mata salah seorang warga di Dusun Berjo Kulon, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta saat membersihkan rumahnya langsung tertuju pada sebuah kardus yang ditaruh depan rumahnya, Rabu (29/7/2020).

Setelah didekati karena mencurigakan, warga tadi sontak terkejut. Karena kardus warna cokelat itu berisi bayi yang diselimuti kain. Tampaknya orok yang diperkirakan baru dilahirkan itu terlihat kedinginan.

Lebih kaget lagi, warga tadi melihat tulisan pada tutup kardus. Tulisan latin itu diduga ditulis sang ibu bayi. Jika dilihat dari tulisan yang ada, si ibu tergolong orang terpelajar.

Isi pesan yang dituliskan si ibu bayi berbunyi "Izinkan saya menitipkan anak saya...mohon sayangi ia sebagaimana saya menyayanginya. Tolong besarkan ia sebagaimana saya ingin membesarkannya. Berikanlah ia yang terbaik".

Kapolsek Godean, Kompol Paino, menerangkan penemuan bayi itu berawal saat warga tersebut membersihkan rumahnya sekitar pukul 07.15 WIB.

Ia kemudian melihat sebuah kardus di depan rumahnya. Kadus tersebut berwarna cokelat dan diletakkan di atas kursi.

Karena penasaran, warga mendekat untuk melihat isi kardus tersebut. Penemuan bayi tersebut akhirnya dilaporkan ke Polsek Godean.

Usai mendapatkan laporan, polisi langsung menuju ke lokasi untuk mengumpulkan informasi. Kuni petugas fokus mencari keberadaan ibu bayi untuk menguak kenapa bayi tersebut ditinggal depan rumah warga.

tribunnews
Bayi perempuan yang ditemukan di pinggir tambak garam Desa Bunder, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan saat diperiksa kesehatannya ke Puskesmas setempat, Kamis (6/8/2020) (Foto Istimewa Polsek Kadur Pamekasan)

Tangis Bayi di Pemakaman

Orok berjenis kelamin laki-laki ditemukan hidup di kompleks pekuburan Islam di Desa Sea, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara pada Senin (13/7/2020) pukul 08.30 Wita.

Bayi yang masih lengkap dengan tali pusar itu, pertama kali ditemukan oleh Hikma Tarore, warga Desa Sea, Jaga VII, Kecamatan Pineleng. Tak pelak, penemuan bayi tersebut menggegerkan warga sekitar.

Ketika itu Hikma mengambil ubi bete di belakang rumahnya, tiba-tiba ia mendengar suara tangis bayi. Setelah mendengar suara aneh dalam makam, Hikma lantas menghubungi Salman Usman.

Keduannya akhirnya mencari sumber tangisan itu. Tak lama berselang, mereka menemukan bayi dalam kondisi masih hidup. Bayi yang diduga sengaja dibuang itu kemudian dimandikan dengan air hangat.

"Setelah itu dibawa ke Puskesmas Pineleng untuk mendapatkan penanganan medis," kata Kapolsek Pineleng Iptu Gian Wiatma dikutip dari Kompas.com, Senin sore.

"Saat itu bayi dibungkus dengan kain dan ditutup dengan daun pisang kering. Tali pusar masih ada," ujarnya.

Bayi yang ditemukan diperkirakan baru dilahirkan dan dibuang ke TKP. Saat ini orang tua bayi dalam pencarian.

ersebut masih dalam proses penyelidikan," ujar Iptu Wiatma.

tribunnews
Perawat Puskesmas Sananwetan menggendong bayi mungil yang dibuang di dapur rumah warga, Jumat (10/8/2018) (surya/samsul hadi)

Jual Beli Bayi

Sementara itu, beberapa waktu lalu, sindikat jual beli bayi lewat media sosial Facebook yang melibatkan oknum bidan di Yogyakarta diungkap kepolisian setempat.

Terungkapnya oknum bidan itu setelah penyidik Satreskrim Polresta Yogyakarta menangkap dua pelaku lain. Kedua tersangka yang kini meringkik di tahanan yakni SBF (25) peranny sebagai makelar dan EP (24), ibu bayi.

Dari pengakuan kedua tersangka, petugas akhirnya menciduk oknum bidan berinisial JEL (39).

Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, AKP Riko Sanjaya, menjelaskan terbongkarnya sindikat ini atas kecurigaan petugas dari Polsek Mergansan.

Ketika itu petugas melihat SBF dan RA (30) atau calon pembeli bayi cek cok mulut di salah satu Rumah Sakit (RS) di Kota Yogya.

"Setelah diselidiki dan diinterogasi, akhirnya diketahui bahwa bayi itu bukan milik keduanya melainkan ditawarkan SBF ke RA dengan biaya Rp 20 juta," ujar AKP Riko Sanjaya saat rilis kasus tersebut di Mapolresta Yogyakarta, Selasa (7/7/2020).

Riko menjelaskan, bayi yang akan dijual itu berusia sekitar dua bulan, berjenis kelamin laki-laki.

Dalam pemeriksaan terungkap, SBF selaku makelar mendapat bayi itu dari grup Facebook 'Adopsi Bayi Jogja-Solo' yang tengah ditawarkan oleh EP (ibu bayi).

Setelah sepakat dan bertemu, ia mengaku siap mengadopsi dengan biaya senilai Rp 6 juta yang didapatnya dari JEL yang merupakan seorang bidan.

"EP ini tidak memiliki suami dia sudah bercerai dan dia tidak sanggup membiayai anak itu sehingga mencari orang untuk mengadopsi," ungkap AKP Riko.

Bayi yang diperoleh kemudian diserahkan kepada JEL untuk dirawat sambil mencarikan orang tua asuh baru.

Karena JEL tak lagi sanggup mengasuh bayi itu akhirnya diserahkan kembali kepada SBF untuk dicarikan orang tua asuh dengan biaya Rp 20 juta.

"SBF kemudian memasang iklan di Facebook dengan nilai Rp 20 juta dan dilihat oleh RA yang kemudian menyanggupi untuk membayar," jelas Kasat Reskrim.

Mereka akhirnya janjian ketemu di Jalan Kusumanegara. Ketika bertemu, RA berdalih hendak meminjam bayi karena ingin ditunjukkan kepada ibu mertuanya dan disetujui SBF.

Selama ini, RA bermasalah dengan reproduksinya dan belum dikaruniai anak.

"Jadi RA niatnya cuma ingin menunjukkan bayi itu kepada ibu mertuanya lewat video call kalau dia sudah melahirkan dan punya anak," ucap Riko.

Setelah bayi tersebut dibawa, RA tak kunjung kembali hingga SBF bingung. Dia mencari dan bertanya kepada warga sekitar dan menemukan RA di kawasan salah satu RS di Kota Yogya hingga kemudian mereka berselisih dan dipergoki oleh petugas kepolisian.

tribunnews
Bayi mungil yang dibuang di Perum Pondok Mutiara Blok Q-4, Desa Banjarbendo, Kota Sidoarjo, Rabu (12/9/2018), (surya/istimewa)

"Motifnya murni ekonomi dan mereka mengaku baru sekali melakukan aksi ini. Ya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan saat ini bayi sudah diserahkan ke Dinas Sosial," ucap Riko.

Dari tangan para tersangka, petugas mengamankan sejumlah barang bukti berupa tiga unit handphone dan dua buah buku tabungan BRI.

Ketiganya dijerat dengan Pasal 78f Jo pasal 83 UU Nomor 35 tahun 2014 atas tentang perubahan atas UU Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dan Pasal 10 UU Nomor 31 tahun 2006 tentang tindak pidana perdagangan orang dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul "Seorang Bidan jadi Tersangka Kasus Penjualan Bayi, Ini Perannya"

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Teganya Ibu Buang Bayi di Jalan dan Area Makam, Orang Tuanya Tulis Pesan, Izinkan Saya Titipkan Anak,


Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved