IPB dari Urutan Ketiga Bisa Libas UI dan ITB Jadi Kampus Terbaik, Ini Sejarah dan Daftar Jurusan

Pada 2019 lalu, IPB berada di urutan ketiga dalam daftar perguruan tinggi yang masuk klaster I.

Editor: Nani Rachmaini
Tribunnewsbogor.com
Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi perguruan tinggi terbaik di Indonesia tahun 2020 versi Kemdikbud 

Akhirnya Dr. Abdul Rivai dan teman-temannya yang merupakan dokter bumiputra lulusan Eropa mengusahakan agar Hindia Belanda atau Indonesia segera memiliki universitas.

Prof. Dr. R.A. Hoesein Djajadiningrat, orang Indonesia pertama peraih gelar guru besar serta anggota Dewan Hindia pada 1935 dan 1941 juga mengusahakan agar perguruan tinggi dapat didirikan di Indonesia.

Usulan tersebut berhasil mendapatkan note Departemen Pengajaran Hindia Belanda untuk merencanakan pendirian Landbouwhogeschool (Sekolah Tinggi Pertanian) yang berada di Bandung bukan Bogor.

Usulan tersebut diletakkan di Bandung, karena pada saat itu di Bandung sudah berdiri Technische Hoogerschool (THS) atau Sekolah Tinggi Teknik, yang menjadi asal usul berdirinya ITB.

Pada saat itu, Hoesein berpikir bahwa Sekolah Tinggi Pertanian ini dapat menjadi bagian dari THS.

Mata kuliah yang diberikan dapat mengambil dari THS seperti ilmu ukur tanah, irigasi, ilmu alam, dan lainnya.

Pada 16 September 1940, Hoesein Djajadiningrat selaku Pejabat Direktur Pengajaran dan Urusan Kehormatan menulis surat kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk membentuk komisi mempersiapkan pendirian Fakultas Pertanian.

Gubernur Jenderal A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer membalas surat tersebut dan memberikan keputusan mengenai pembentukan komisi yang diisi oleh lima orang.

Pada 18 Oktober 1940, Hoesein Djajadiningrat melantik komisi yang dinamakan Commissie ter Voorbereiding van een Faculteit van Landbouwwetenschap.

Komisi memberikan pendapatnya bahwa Kota Bogor merupakan kota terbaik untuk mendirikan Landbouwkundige Faculteit sebagai bagian dari Universiteit van Nederlandsch-Indie (Universitas Hindia Belanda).

Kemudian Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 31 Oktober 1941, berhasil mengukuhkan pendirian Faculteit van Landbouwwetenschap (Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian).

Namun pedirian Universitas Hindia Belanda yang di dalamnya terdapat Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian gagal, karena Belanda kalah di Perang Dunia Kedua dan pemerintahan diduduki oleh Jepang.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, didirikan perguruan tinggi darurat bernama Nood-Universiteit di Jakarta pada 21 Januari 1946.

Perguruan Tinggi darurat ini mengelola lima fakultas seperti yang diungkapkan oleh Sumarsono Mestoko dalam buku 'Pendidikan di Indonesia dari Jaman ke Jaman' (1985).

Kelima fakultas tersebut adalah Geneeskundige Faculteit (Fakultas Kedokteran), Juridische Faculteit (Fakultas Hukum), Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte (Fakultas Sastra dan Filsafat), Technische Faculteit (Fakultas Teknik), dan Landbouwkundige Faculteit (Fakultas Pertanian).

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved