Pidato & Teks Proklamasi yang Dibacakan Soekarno, Sempat Dirobek-robek Disaksikan Fatmawati

Teks Proklamasi adalah buah pikiran tiga tokoh nasional yaitu Soekarno, Moh Hatta dan Achmad Soebardjo yang ditulis tangan oleh Soekarno dan diketik

Editor: Suci Rahayu PK
(Wikipedia)
Soekarno membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah diketik oleh Sayuti Melik dan telah ditandatangani oleh Soekarno-Hatta. 

Namun, naskah itu dirobek oleh Soekarno.

17-8-45, Fakta, Drama, Misteri karya Henri F Isnaeni
17-8-45, Fakta, Drama, Misteri karya Henri F Isnaeni (ist)

Itu seperti yang disampaikan oleh Fatmawati dalam buku "17-8-45, Fakta, Drama, Misteri", karya Henri F Isnaeni, 2015 lalu.

Dalam buku itu disebutkan, Fatmawati menjadi saksi Soekarno merobek naskah tersebut.

"Nampaknya Bung Karno memaksakan diri menulis sesuatu. Sedangkan aku berbaring kecapaian di dekatnya," ungkap Fatmawati dalam buku itu.

Fatmawati melanjutkan, Soekarno merobek naskah itu berkali-kali.

"Hari sudah hampir terang. Berkali-kali Bung Karno menulis sesuatu kemudian dirobek-robel lalu dibuang ke keranjang sampah," tandas Fatmawati.

Sempat Ditolak BCL, Ariel NOAH Bakal Akhiri Masa Dudanya dengan Wanita Ini: Bukan Luna Maya!

Kisah di Balik Penyusunan Teks Proklamasi, Kertas Asli Tulisan Tangan Soekarno Diabaikan

Berikut ini adalah isi lengkap naskah tersebut.

"Saudara-saudara sekalian.

Saya telah meminta saudara-saudara hadir di sini untuk menyaksikan suatu peristiwa mahapenting dalam sejarah kita.

Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun!

Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naik dan turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita.

Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-henti.

Di dalam jaman Jepang itu tampaknya saja kita menyandarkan diri pada mereka.

Tetapi pada hakikatnya, tetap kita menyusun tenaga sendiri, tetap kita percaya kepada kekuatan sendiri.

Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved