Misteri Bocah Gendong Jasad Adiknya Usai Bom Nagasaki, Simpan Kisah Kelam Bencana Bom Atom

Foto kemanusiaan seorang bocah yang menggendong adiknya berusia 1 tahun yang telah meninggal dunia, menyimpan misteri yang belum terpecahkan.

Editor: Nani Rachmaini
Foto Almarhum Joe O'Donnell, Fotografer Angkatan Laut AS)
Bocah yang gendong jasad adiknya 

Lalu Muraoka menjawab, "Mungkin dia sedang mencari mu."

Anak laki-laki itu kemudian mengalihkan pandangannya dan turun dari tempat ketinggian.

Ketemu KPK, Sekda Jambi Cerita Banyak Aset Tanah Pemprov Jambi Dikuasai Pihak Lain

Pada Januari 2018, Mainichi Shimbun menerbitkan artikel tentang upaya menemukan anak laki-laki dalam gambar oleh Yoshitoshi Fukahori (90), kepala Komite Riset untuk Rekaman Fotografi Bom Atom Nagasaki di Yayasan Nagasaki untuk Promosi Perdamaian.

Akhirnya dia tidak bisa memastikan di mana foto itu diambil, atau identitas dari bocah itu.

Muraoka membaca artikel itu dan berpikir bahwa mungkin anak itu yang dia temui, dan memutuskan untuk mencoba memecahkan misteri itu sendiri.

Dia memulai penyelidikannya dengan mengandalkan ingatan dan buku yang ditulisnya tentang anak itu.

Catatan murid Sekolah Dasar Zenza hilang terbakar, dan meskipun Muraoka memeriksa catatan kontemporer dari sekolah-sekolah di luar kota Nagasaki, itu tidak memberikan hasil apa pun.

Dia juga bertemu seseorang yang mengatakan kepadanya bahwa mereka tahu nama bocah itu, tetapi tidak ada informasi yang mengarah ke petunjuk pasti.

https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/masanori-muraoka-jepang.jpg
Masanori Muraoka (85), mengaku pernah berbicara dengan bocah misterius yang menggendong adiknya yang telah meninggal dunia. (Foto Mainichi)

Masanori Muraoka, yang menyusun buku catatan yang merinci upayanya untuk mencari identitas dan keberadaan seorang anak laki-laki yang difoto dalam gambar "Anak laki-laki berdiri di dekat krematorium", terlihat di Kota Nagasaki pada 1 Agustus 2019 lalu.

Pada 9 Agustus 1945, Muraoka berada di rumah, sekitar 1,6 kilometer dari pusat ledakan bom.

Ia menderita luka bakar di kedua kaki dan lengan kirinya, yang meninggalkan bekas luka keloid di kaki kirinya.

Saat bom meledak, Muraoka dan ibunya menghabiskan berhari-hari di rumpun bambu di pegunungan.

Muraoka tumbuh menjadi guru sekolah dasar dan berhubungan dengan banyak anak.

Dua Tips Mudah Menggoreng Bakwan, Rahasia Bakwan Garing dan Empuk Terungkap, Campuran Bahan Penting

Dalam pencarian identitas bocah itu, Muraoka diingatkan lagi tahun ini--ulang tahun ke-74 bom atom--bahwa tragedi seperti itu tidak boleh terulang lagi.

"Mungkin anak laki-laki itu menjalani kehidupan yang tenang, menyimpan kesedihan dan rasa sakit di dalam hatinya. Kita tidak boleh mengulangi tragedi anak itu," ujarnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved