Virus Corona

Benarkah Orang yang Sembuh dari Virus Corona Alami Gangguan Jiwa, Ini Kata Peneliti

Benarkah Orang yang Sembuh dari Virus Corona Alami Gangguan Jiwa, Ini Kata Peneliti

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Shutterstock
Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona 

TRIBUNJAMBI.COM -  Sebuah laporan penelitian di Italia mengungkapkan hal yang mengerikan terkiat dengan pasien virus corona yang sudah dinyatakan sembuh.

Ternyata mereka yang sudah sembuh justru rentan mengalami gangguan kejiwaan, stres.

Penyintas Covid-19 mengalami tingkat gangguan kejiwaan yang lebih tinggi, termasuk gangguan stres pasca-trauma, kecemasan, insomnia dan depresi.

Sinopsis Film Olympus Has Fallen, Misi Menyelamatkan Presiden Amerika Serikat

Makan Bertiga Hanya Rp75 Ribu di Promo KFC 17 Agustus 2020, Berlangsung 10 - 23 Agustus 2020

Tjahjo Kumolo Ungkap Penyebab Banyak ASN Tidak Netral di Pilkada, Ternyata Karena Hal Ini

tribunnews
Seorang peneliti Israel mendemonstrasikan tes pernafasan coronavirus dengan mengeluarkan ke dalam tas kecil yang disebut "Air Trap" di laboratorium markas NanoScent di zona industri Misgav dekat kota utara Karmiel, pada 21 Juli 2020 (MENAHEM KAHANA / AFP)

Penelitian tersebut dilakukan sebuah Rumah Sakit San Raffaele di Milan, Italia pada hari Senin (3/8/2020) lalu.

Bedasarkan survei yang dilakukan rumah sakit itu terhadap 402 pasien, menunjukkan bahwa lebih dari separuhnya mengalami gangguan kejiwaan.

Mereka, 402 orang tersebut merupakan pasien Covid-19 yang dipantau setelah mendapatkan perawatan dari rumah sakit.
Profesor Francesco Benedetti, ketua dalam penelitian ini mengatakan mereka setidaknya mengalami satu dari gangguan ini, sebanding dengan tingkat keparahan peradangan selama infkesi penyakit tersebut.

Para pasien yang terdiri dari 265 pria dan 137 wanita, diperiksa dan dipantau selama satu bulan setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit.

" Terlihat jelas bahwa peradangan yang disebabkan oleh penyakit itu juga dapat berdampak pada tingkat kejiwaan," kata Benedetti, dikutip dari Reuters, Senin (10/8/2020).

Laporan itu diterbitkan pada Senin 3 Agustus 2020, di jurnal ilmiah Brain, Behavior and Immunity.

Berdasarkan wawancara klinis dan kuesioner, dokter menemukan gangguan stres pasca-trauma sebanyak 28 persen, depresi 31 persen, kecemasan 42 persen pasien dan insomnia 40 persen, dan akhirnya gejala obsesif-kompulsif 20 persen.

Studi tersebut menunjukkan bahwa wanita yang paling banyak menderita kecemasan dan depresi, meskipun tingkat keparahan infeksinya lebih rendah, tulis laporan itu.

“Kami berhipotesis bahwa ini mungkin disebabkan oleh fungsi berbeda dari sistem kekebalan tubuh,” kata Profesor Benedetti.

Akhirnya, dampak gangguan kejiwaan yang kurang serius banyak ditemukan pada pasien rawat inap dibandingkan pada pasien rawat jalan (isolasi di rumah).

Petahana Yang Maju Pilkada 2020 Harus Cuti 71 Hari Selama Masa Kampanye, dan Dilarang Mutasi Pegawai

Sinopsis Lengkap dan Link Streaming Drama Korea Its Okay To Not Be Okay Episode 1-16

Cair Hari Ini Gaji ke-13 PNS, Polri, TNI hingga Pensiunan, Sudah Cek Rekening Masing-masing?

tribunnews
Petugas Medis di sebuah rumah sakit di Sao Paulo tampak serius menangani pasien positif Virus Corona pada Jumat (22/5/2020) (AFP)

Konsekuensi kejiwaan pada pasien Covid-19 dapat disebabkan oleh respons kekebalan tubuh terhadap virus itu sendiri.

Kemudian faktor stres psikologis seperti stigma, isolasi sosial, dan kekhawatiran tentang menulari orang lain juga menjadi bagian dari gangguan itu.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved