Komplotan Maling di Ciracas Siksa Ibu dan 6 Anak, Ancam Tembak Balita, Rp 300 Juta Lenyap
Sekawanan maling beraksi di Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Selasa (4/8/2020) sekira pukul 03.30 WIB.
Melihat momen tersebut, Haryanti mengaku tak punya niatan untuk melawan pelaku.
• Gerindra dan PDI-P Koalisi di Pilkada 2020, Pertanda Duet Prabowo-Puan Maharani di Pilpres 2024?
• Update Setelah Ledakan Besar di Beirut Ibu Kota Lebanon, Bakal Umumkan Keadaan Darurat?
• Sinopsis Drama Korea Uncontrollably Fond Episode 19, No Eul Mempercayakan Video pada Choi
Terlebih, todongan sebilah golok ke bagian leher dari satu pelaku yang mendobrak pintu membuatnya sadar melawan bukan pilihan tepat.
"Jadi selama di dalam rumah satu pelaku yang pakai penutup wajah ini gendong anak saya. Dijadiin sandera biar saya enggak melawan atau teriak," ujarnya.
Selama 30 menit pelaku melakukan aksinya, tak sedikitpun perhatian Haryanti lepas dari keselamatan enam anaknya.
Saat pelaku memintanya menunujukkan tempat uang dan emas disimpan, termasuk melepas cincin emas di jari, Haryanti pasrah.

"Saya bilang sudah pak, kalau mau ambil, ambil saja. Yang penting jangan diapa-apain anak saya. Terus mereka langsung ambil semua barang," tuturnya.
Korban Tetap Disiksa Meski Tak Melawan
Diakui Haryanto, komplotan maling itu tetap mengancam ibu enam anak itu berulang kali agar tak melawan, bahkan satu pelaku sempat memukul wajahnya tanpa alasan pasti.
"Muka saya dipukul pakai bagian lengan. Satu pelaku yang bawa golok gede nodong leher saya. Pelaku lain yang bawa pistol nodong kepala saya," kata Haryanti di Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (4/8/2020).
Para pelaku yang tampak sudah profesional sebagai garong justru tega menganiaya Haryanti, pun ibu enam itu dalam posisi tangan terikat kabel tis.
• Mandi Darah Kerbau Usai Jadi Sarjana Fitri Hampir Muntah, Ternyata Jalankan Nazar Sang Kakek
• Dubes RI Jelaskan Penyebab Ledakan Besar di Beirut, Berasal Dari Bahan Sodium Nitrat di Pelabuhan
• Personel TNI Ikut Bantu Evakuasi Korban Ledakan di Beirut, Kerahkan Satu Unit Ambulans
"Pas mereka mau pergi, pelakunya bilang 'awas jangan teriak' lalu nendang badan saya. Saya enggak melawan sama sekali, yang penting anak selamat," tuturnya.
Sosok Komplotan Maling
Haryanti mengurai cerita yakni saat kejadian nahas itu berlangsung, tiga pegawai warung sembakonya sedang terlelap.
Hanya Haryanti yang langsung bangun dari tidurnya setelah mendengar pintu rumah berjarak sekitar dua meter dari kamarnya didobrak pelaku.
"Sementara saya diancam pakai golok, jadi enggak berani teriak. Pelaku ada enam, tapi yang masuk rumah empat orang. Semua yang masuk rumah bawa senjata," tuturnya.