Tim Indonesia Terancam Tak Bisa Ikut Thomas dan Uber Cup 2020, Ada Apa? Ternyata Ini Masalahnya
Bukan lantaran akan beremu musuh bebuyutan, Malaysia, melainkan skuat Merah Putih terancam bisa ikut ambil bagian.
TRIBUNJAMBI.COM - Indonesia sedang menunggu-nunggu cemas perhelatan Piala Thomas dan Uber 2020.
Bukan lantaran akan beremu musuh bebuyutan, Malaysia, melainkan skuat Merah Putih terancam bisa ikut ambil bagian.
Ya, Indonesia terancam dibanned (dilarang tampil) di Piala Thomas dan Uber 2020 yang rencannya bakal berlangsung di Denmark, 3-11 Oktober mendatang.
Penyebabnya, tidak lepas dari jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yang termasuk tinggi. Per hari ini sudah ada lebih dari 100 ribu kasus positif Covid-19.
Sekertaris Jendral PP PBSI Achmad Budiharto mengaku, dirinya belum bisa berspekulasi apa pun terkait kemungkinan batal tampil pada Piala Thomas dan Uber 2020.
• Cegah Penularan Covid-19, Inspektorat Provinsi Jambi Bagi Shift Kerja Pegawainya Sendiri
• Pasien Covid-19 Provinsi Jambi Hari Ini Rerata Berkontak dengan Pasien 151 dan 152
PBSI sampai saat ini masih menunggu keputusan dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) karena di situasi pandemi Covid-19 ini menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara.
Apalagi BWF memang sudah menjadwalkan ulang turnamen 2020. Namun, PBSI tak ingin berspekulasi soal batal tampil pada Piala Thomas dan Uber 2020, meski pada akhinya BWF sudah membatalkan beberapa turnamen pada 2020 ini.
Seperti diketahui, BWF membatalkan empat turnamen pada September mendatang yakni Taipei Open, Korea Open, China Open, dan Japan Open.
Sebelumnya, turnamen yang rencananya bakal berlangsung pada Agustus juga telah dibatalkan BWF.
Kondisi ini bisa mengancam keberlangsungan Piala Thomas dan Uber 2020 yang rencannya bakal bergulir 3-11 Oktober mendatang.
"Kami juga masih menunggu tentang hal ini. BWF masih melalukan lobi dengan Denmark selaku pihak penyelenggara,” kata Achmad Budiharto dikutip dari laman BolaSport.
"Kami juga tidak bisa berandai-andai dulu. Prioritas tetap keselamatan atlet dan official," ucapnya.
Hal itu karena berkaca dari pengalaman tim China dan Hongkong pada Kejuaraan Asia 2020 lalu.
Peserta dari negara tersebut dibanned oleh Filipina, selaku tuan rumah, karena jumlah kasus kedua negara tersebut saat itu sangat tinggi.
Pria yang akrab disapa Budi itu enggan berpikir terlalu jauh karena memang pada dasarnya sampai saat ini pengurusan visa juga belum bisa berjalan.