Berita Sarolangun

Menolak Dieksekusi, Pemilik Warung Klontong di Lokasi Illegal Drilling Ini Cekcok dengan Petugas

Meski begitu, ini menandakan lokasi tersebut walaupun sudah kesekian kalinya ditertibkan, namun kembali beroperasi.

Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Tribunjambi/wahyu
Petugas gabungan sempat cekcok dengan pemilik warung yang ada di lokasi tambang minyak ilegal di Sarolangun. 

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Dalam penertiban Illegal Drilling kali ini, tim gabungan belum menemukan aktivitas para penambang minyak ataupun cukong.

Tetapi petugas kembali menemukan beberapa pemilik warung yang masih nekat membuka lapaknya di lokasi Desa Lubuk Napal, Kecamatan Pauh.

Meski begitu, ini menandakan lokasi tersebut walaupun sudah kesekian kalinya ditertibkan, namun kembali beroperasi.

Perang di Laut China Selatan Belum Terjadi, Namun AS dan China Sudah Sengit Dalam Perang Ini

Tim Indonesia Terancam Tak Bisa Ikut Thomas dan Uber Cup 2020, Ada Apa? Ternyata Ini Masalahnya

Dikira Hair Dryer dan Lampu LED, Paket yang Dijemput Junaidi Ternyata Berisi 2.895 Butir Ekstasi

Pemilik warung pertama ketika disambangai sempat melakukan perlawanan sedikit lantaran tak terima warungnya dieksekusi.

Alhasil, pemilik warung itu cekcok antara petugas namun sempat dilerai petugas lain.

Pemilik warung pun akhirnya mengemas barang-barang di warungnya yang ada di lokasi.

Sebelummya pedagang tersebut sudah diperingatkan oleh petugas untuk meninggalkan lokasi. Namun ia tidak mengindahkan hal itu.

Sementara pemilik warung lain saat disambangi tribunjambi.com dan petugas tampak tidak ada kegelisahan.

Namun mereka tetap berada di lokasi sambil menjual dagangan klontongnya di tengah hutan yang dipenuhi sumur ilegal itu.

Warkim pemilik warung mengaku ternyata sudah lama menempati wilayah itu.

Ia tidak merasa takut atas kedatangan para petugas, karena ia merasa tidak ikut campur dalam pengeboran minyak itu.

Ia hanya mendirikan warung untuk berjualan di wilayah ilegal driling.

Dengan santainya menjawab, saat disinggung punya atau tidak sumur minyak miliknya, ia membantah karena hanya berjualan di situ.

"Gak punya, cuma warung," katanya.

Katanya, beroperasinya minyak ilegal ini sejak tahun 2019 lalu.

Dan semenjak di lakukan penertiban memang para pelaku banyak meninggalkan tempat, namun dirinya tetap di lokasi, untuk terakhir beroperasi kegiatan pengeboran minyak pada Senin (3/8/2020).

Penertiban Illegal Drilling di Desa Lubuk Napal, Kabupaten Sarolangun.
Penertiban Illegal Drilling di Desa Lubuk Napal, Kabupaten Sarolangun.

Ia menjelaskan juga terkait sistem operasinya minyak hingga distribusi dilakukan dengan menggunakan ojek motor.

"Ya ojek itu beli dan dijual lagi ke penampung ke KM 07," ujarnya.

Ia tidak diketahui pasti berapa sumur ilegal yang semakin bertambah itu.

Namun dari sumur-sumur itu adalah milik para pemodal yang berasal dari berbagai wilayah, seperti Jambi, dan sumatera selatan.

Ia merasa tidak ikut campur dalam urusan itu, karena ia menganggap mendirikan warung tersebut untuk mencari rezeki.

"Saya numpang disini pak, karena tahu disini ada orang ngebor (minyak) jadi numpang jualan disini, ya cari makan di sini," ujarnya

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved