Hutan Mangrove di Provinsi Jambi Banyak Rusak, Ini Faktornya Menurut BKSDA

Kepala BKSDA Provinsi Rahmad Saleh menyampaikan, bahwa hutan magrove yang masuk dalam kawasan cagar alam hampir 40 persen.

Penulis: Zulkipli | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
ist
Gubernur Jambi Fachrori Umar dalam Peringatan Hari Mangrove se-Dunia Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2020, bertempat di Pelabuhan RoRo Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjabbar, Senin (3/8/2020) 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Wilayah Provinsi Jambi memiliki sebanyak 9.347,61 hektare hutan Mangrove. Hutan Mangrove itu tersebar di dua kabupaten yakni di Kabupaten Tanjabbar dan Tanjabtim

Dan sebanyak 4.126 haktare kawasan Hutan Mangrove Provinsi Jambi masuk dalam kawasan cagar alam hutan mangrove Pantai Timur Jambi di bawah kewenangan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi.

Kepala BKSDA Provinsi Rahmad Saleh menyampaikan bahwa Hutan Magrove yang masuk dalam kawasan cagar alam hampir 40 persen.

Rusia dan AS Rebutan Tawarkan Indonesia Alutsista, Tangguh Mana Siluman F-35 Lightning II dan Su-35?

Spoiler One Piece Chapter 987, Ada Kejutan Baru? Jurus Baru Luffy Bisa Melukai Kaido?

Via Vallen Mendadak Ralat Komentarnya di IG Anji Manji soal Obat Covid-19 Herbal dari Hadi Pranoto

Dikatakan Rahmad, kerusakan hutan Mangrov di Provinsi Jambi ini disebabkan banyak faktor. Seperti alih fungsi hutan mangrove menjadi lahan perkebunan seperti di daerah Nipah Panjang, Kabupaten Tanjabtim.

"Di Nipah Panjang itu dulunya sudah dikebuni masyarakat. Sudah kena Sunami hancur semua kebunya. Jadi fungsi mangrovenya sebagai pelindung kawasan di belakangnya sudah hancur, hancurlah semuanya, makanya kita kembalikan fungsinya lagi," ujar Rahmad.

Lanjut Dia, masyarakat harus mengerti fungsi mangrove, hutan bakau yang melindungi hutan bakau dan hutan bakau melindungi masyarakat.

Terkait pembalakan liar hutan magrove untuk dijual, menurut Rahmad itu tidak ada saat ini di Jambi. Namun hanya untuk konsumsi sperti kayu bakar menurutnya masih ada.

"Kalau sebatas konsumsi hutan masih sangguplah diperbiiki," sebutnya.

Sedangkan untuk kegiatan rehabilitasi kerusakan mangrove, BKSDA Jambi sejak tahun 2018 telah melakukan penanaman kembali. Tahun 2018 ada 30 hektare dan tahun ini 192 hektare.

"Lokasinya di pulau Tengah. Paling luas sepertinya kita diseluruh Indonesia," pungkasnya.

Sementara itu Gubernur Jambi Fachrori Umar dalam Peringatan Hari Mangrove se-Dunia Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2020, bertempat di Pelabuhan RoRo Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjabbar, Senin (3/8/2020) menegaskan bahwa hutan mangrove harus dilestarikan karena manfaatnya sangat penting.

"Baik untuk menjaga ekosistem air dan fauna dalam ekosisten tersebut maupun manfaat terhadap udara, karena memiliki kemampuan menyimpan karbon 5 kali lebih baik dari hutan daratan, serta dapat mereduksi besarnya gelombang tsunami," katanya.

Fachrori mengajak masyarakat dan semua pemangku kepentingan untuk bersama-sama melestarikan hutan mangrove.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved