Kiai Abdul Wahid Hasyim Berpulang, Ini Sosok, Profil, dan Sumbangsih Luar Biasa Bagi Indonesia

Sang kyai, ulama, tokoh bersejarah, pahlawan, dan sosok berjasa bagi Indonesia itu kini sudah berpulang. Indonesia kehilangan salah satu tonggak

Editor: Nani Rachmaini
Istimewa
Sosok KH Abdul Wahid Hasyim 

Ditemani oleh Muhammad Ilyas, sepupunya, K.H. Abdul Wahid Hasyim menuntut ilmu selama dua tahu di tanah suci.

Wahid Hasyim menguasai 3 bahasa asing, yaitu Arab, Inggris, dan Belanda. Dengan demikian, ia semakin leluasa untuk membaca buku dari berbagai Bahasa.

Setelah kembali dari Mekkah, Wahid Hasyim merasa perlu mengamalkan ilmunya dengan melakukan memodernisasi, baik di bidang sosial, keagamaan, pendidikan dan politik.

Riwayat Karier

K.H. Abdul Wahid Hasyim mulai berkecimpung mengelola pesantren pada 1916 ketika ia membantu K.H. Ma’sum, menantu K.H. Hasyim Asy’ari dalam mengelola pesantren.

Wahid Hasyim membantu memasukkan sistem Madrasah ke dalam sistem pendidikan pesantren dimana ada tujuh jenjang kelas dan dibagi menjadi dua tingkatan.

Pada tahun 1919, kurikulum madrasah tersebut ditambah dengan Pendidikan umum, seperti Bahasa Indonesia (Melayu), berhitung, dan Ilmu Bumi.

Pada 1926, K.H. Muhammad Ilyas memasukkan Bahasa Belanda dan sejarah ke dalam kurikulum madrasah atas persetujuan K.H. Hasyim Asy’ari.

Namun ternyata tidak semua pihak setuju dengan pengembangan pesantren seperti itu.

Banyak orang tua santri memindahkan anak-anaknya ke pesantren lain, karena dengan pembaharuan tersebut Pesantren Tebuireng dipandang sudah terlalu modern.

Reaksi tersebut tidak menyurutkan proses pembaharuan Pesantren Tebuireng. Hal tersebut terus berlangsung dan dilanjutkan oleh Wahid Hasyim dengan mendirikan madrasah modern di lingkungan pesantren.

Setelah pulang dari Mekkah, Wahid Hasyim merasa perlu mengamalkan ilmunya dengan melakukan memodernisasi, baik di bidang sosial, keagamaan, pendidikan dan politik.

Wahid Hasyim mulai menganjurkan kepada para santri untuk belajar dan aktif dalam organisasi.

Pada 1936, Wahid Hasyim mendirikan Ikatan Pelajar Islam (IKPI) yang bertujuan untuk mengorganisasi para pemuda secara langsung ia sendiri sebagai pemimpinnya.

Kegiatan IKPI diantaranya mendirikan taman baca.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved