Aturan dan Perbedaan 2 Macam Takbir di 10 Hari Pertama Dzulhijah, Penjelasan Ustaz Khalid Basalamah
Sebentar lagi umat muslim memasuki hari raya Idul Adha 1441 Hijriah. Takbir pun akan berkumandang.
TRIBUNJAMBI.COM
Sebentar lagi umat muslim memasuki hari raya Idul Adha 1441 Hijriah. Takbir pun akan berkumandang.
Ustaz Syafiq Riza Basalamah menjelaskan terkait takbiran di 10 hari pertama Dzulhijjah.
Diketahui, ada dua macam takbiran 10 hari pertama Dzulhijjah, yaitu takbiran terikat waktu atau takbiran mutlak dengan takbiran tidak terikat waktu atau takbiran muqoyyad.
Dikatakan Ustaz Syafiq Basalamah, bacaan takbir mutlak dan bacaan takbir muqoyyad tersebut bisa dibaca oleh ummat muslim pada 10 hari pertama Dzulhijjah atau menjelang Hari Raya Idul Adha.
Mengenai takbir mutlak Dzulhijjah dan takbir muqoyyad Dzulhijjah dijelaskan di akun instagram resminya di @syafiqrizabasalamah_official.
• Inul Daratista Kaget Namanya Dicatut, Pelaku Modus Ngutang Sampai Rp 7 Jutaan
• Lowingan Kerja PT Chevron Lengkap Persyaratan, Kalau Diterima Gaji Rp 15 Jutaan
• Fakta-fakta Kades Pengurus BLT Gantung Diri, Isi Surat: . . . Tiap Hari Melakukan Kebohongan
"TAKBIRANNYA ADA 2 MACAM. APA SAJA ITU?
1. Takbiran yang tidak terikat waktu (takbiran mutlak)
ㅤ
Takbiran yang tidak terikat waktu adalah takbiran yang dilakukan kapan saja, dimana saja, selama masih dalam rentang waktu yang dibolehkan.
ㅤ
Takbir mutlak menjelang idul Adha dimulai sejak tanggal 1 Dzulhijjah sampai waktu asar pada tanggal 13 Dzulhijjah.
Selama tanggal 1 – 13 Dzulhijjah, kaum muslimin disyariatkan memperbanyak ucapan takbir di mana saja, kapan saja dan dalam kondisi apa saja.
Boleh sambil berjalan, di kendaraan, bekerja, berdiri, duduk, ataupun berbaring. demikian pula, takbiran ini bisa dilakukan di rumah, jalan, kantor, sawah, pasar, lapangan, masjid, dst.
2. Takbiran yang terikat waktu (takbiran muqoyyad)
ㅤ
Takbiran yang terikat waktu adalah takbiran yang dilaksanakan setiap selesai melaksanakan shalat wajib.
Takbiran ini dimulai sejak setelah shalat subuh tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah shalat Asar tanggal 13 Dzulhijjah.
- Lafadz Takbir (mutlaq/muqoyyad)
ㅤ
Tidak terdapat riwayat lafadz takbir tertentu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hanya saja ada beberapa riwayat dari beberapa sahabat yang mencontohkan lafadz takbir. Diantara riwayat tersebut adalah:
ㅤ
Takbir Ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Riwayat dari beliau ada 2 lafadz takbir:
ㅤ
أ- اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ
Keterangan:
Lafadz: “Allahu Akbar” pada takbir Ibn Mas’ud boleh dibaca dua kali atau tiga kali
ㅤ
Sumber : muslim.or.id