VIDEO 70 Pemuda Korea Utara Ditangkap Karena Tirukan Dialek Korea Selatan
Korea Utara menindak tegas warganya yang mengikuti budaya Korea Selatan atau luar negeri.
Puluhan Anak Muda Ditangkap karena Meniru Kata Khas Korea Selatan
Sumber itu menilai hukuman yang dilakukan pemerintah mungkin lebih mengerikan dari apa yang terlihat di video propaganda.
• Tempat Hiburan Malam di Kota Jambi Dirazia, Tim Srigala Kota Temukan Hal Ini hingga Buat Marah
• Begini Kesiapan Perusahaan Perkebunan dan Kehutanan di Provinsi Jambi Hadapi Karhutla
Dia menjelaskan mulai Juli ini rezim akan mengupayakan segala cara untuk memusnahkan pengaruh Selatan.
Hukuman lebih berat hingga pendidikan ideologi dipersiapkan demi mencegah penyebaran budaya luar.
Hal ini diamini seorang pejabat dari badan peradilan Kota Pyongyang.
Dia mengatakan mulai minggu ini hukuman yang lebih tegas akan diberlakukan.
"Pihak berwenang sekali lagi memerintahkan Pyongyang dan daerah perkotaan lainnya di seluruh negeri untuk menghukum mereka yang meniru bahasa Korea Selatan," jelas pejabat itu dengan syarat anonim.
Dia menambahkan hukuman keras itu sudah dilakukan sejak Mei hingga awal Juli, karena laporan banyak anak muda meniru budaya Selatan.
"Pada bulan Mei, total 70 anak muda ditangkap setelah penumpasan dua bulan oleh polisi Pyongyang, yang terjadi ketika Yang Mulia Tertinggi (Kim Jong Un) mengeluarkan perintah untuk melawan keras budaya pemikiran yang tidak biasa," kata pejabat itu.
"Para pemuda yang ditangkap diduga gagal melindungi identitas dan etnis mereka dengan meniru dan menyebarkan kata-kata dan pengucapan Korea Selatan," tambahnya.
Proses penangkapan dan interogasi itu diabadikan dalam video, untuk diputar selama pendidikan ideologi.
Perubahan UU untuk Menindak Budaya Korsel
Rezim Korea Utara merevisi Hukum Pidana pada 2015 untuk meningkatkan hukuman maksimum bagi peminat budaya luar hingga 10 tahun penjara.
Pada 2017 silam, Kim Jong Un secara pribadi memerintahkan pemusnahan fenomena non-sosialis.
"Jika Anda tidak bisa waspada terhadap film atau lagu dan meniru itu, budaya nasional secara bertahap akan berubah warna dan busuk, gaya hidup materialisme akan menang," bunyi laporan surat kabar resmi Korut, Rodong Shinmun pada 26 Mei.