Takut Perang, Presiden Duterte dari Filipina Menolak Konfrontasi dengan China Soal Klaim Perbatasan

Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada hari Senin mengatakan dia tidak punya pilihan

Penulis: Nani Rachmaini | Editor: Nani Rachmaini
TED ALJIBE / AFP
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. 

Rodrigo Duterte juga menyatakan dengan lantang perang melawan narkoba.

Rodrigo Duterte mengeluarkan kebijakan anti rokok dan melarang penjualan, pelayanan, dan konsumsi minuman beralkohol dari pukul 01.00-08.00 pagi.

Rodrigo Duterte juga terus mengenalkan masyarakat pada hak asasi perempuan yang bertujuan untuk mengatasi diskriminasi serta lebih mengutamakan hak-hak perempuan.

Pada 2010 di mana batas akhir masa tiga kali kepemimpinan kedua, Rodrigo Duterte digantikan oleh putrinya, Sara Duterte menjadi Wali Kota Davao.

Hingga kemudian pada 2013 Rodrigo Duterte kembali menjadi Wali Kota Davao untuk ketiga kalinya sehingga menjabat tujuh kali masa kepemimpian atau selama 22 tahun.

Pada 2015 Rodrigo Duterte mencalonkan diri menjadi Presiden Filipina dan kemudian dilantik pada 30 Juni 2016. (2)

Rodrigo Duterte semenjak menjadi Wali Kota Davao memang telah menyatakan perang terhadap narkoba.

Pernyataan perang tersebut berlanjut hingga Rodrigo Duterte menjabat sebagai Presiden Filipina.

Download MP3 Lagu Dangdut Koplo Nella Kharisma Ft Dory, Didi Kempot dan Via Vallen Full Album 2020!

Namun kebijakan memerangi narkoba ala Rodrigo Duterte diwarnai kontroversi.

Hal tersebut dikarenakan dalam dua pekan pertama masa kepresidenan Rodrigo Duterte, lebih dari 100 pengedar narkoba dibunuh, 1.844 ditangkap dan 66.000 pemakai serta pengedar narkoba menyerahkan diri.

Pada Agustus 2016, jumlahnya meningkat menjadi sekitar 1.800 dibunuh, 5.400 ditangkap dan 565.805 pengedar dan pemakai menyerahkan diri kepada kepolisian. (3)

Hal tersebut membuat Amnesty International yaitu organisasi non pemerintah yang mempromosikan HAM, menyerukan penyelidikan PBB terhadap kebijakan Rodrigo Duterte pada 7 Juli 2019.

Amnesty International menilai aksi pemberantasan narkoba yang dilancarkan oleh Presiden Rodrigo Duterte telah mencapai 'batas kejahatan terhadap kemanusiaan.'

Sekitar 6.600 orang, sebagian besar dari mereka dituduh melakukan kejahatan narkoba kecil, telah dibunuh.

Pemberantasan narkoba adalah fokus utama ketika menjabat pada pertengahan 2016.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved