Dewan Indikasikan Carut Marut, Ini Empat Alasan Bupati Jember Faida Dimakzulkan
Kepastian pemakzulan Bupati Jember Faida kini tinggal menunggu putusan MA. Ada apa? Secara mengejutkan
Alasan keempat, kebijakan Bupati merubah 30 Perbup KSOTK juga menyebabkan kekacauan tata kelola pemerintah Jember.
Dampaknya mengganggu sendi pelayanan kepada Masyarakat.
“Saudari bupati Jember telah menyakiti hati 2,6 juta rakyat Jember dengan penetapan opini hasil pemeriksaan BPK dengan predikat disclaimer,” tegas dia.
Yakni penilaian kinerja bupati dan jajarannya tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam melakukan tata kelola keuangan daerah.
Berikut profil dan perjalanan karier Bupati Jember Faida.
Mengawali karier di bidang medis

Faida lahir di Malang pada 19 September 1968.
Mengutip laman resmi Komnas HAM, sebelum menjabat sebagai Bupati Jember, Faida memulai kariernya di bidang medis pada salah satu rumah sakit di Banyuwangi sebagai staf bidang pelayanan medis.
Dalam laman itu disebutkan juga bahwa Faida mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu hak asasi manusia.
Tahun 2009 menjadi tahun yang berat untuk keluarga Faida.
Pada tahun itu, sang ayah, dr. Musytahar Umar Thalib meninggal dunia.
Berselang sebulan, kakak pertamanya dr. Asyhar, juga berpulang.
Sebelumnya, adik laki-laki Faida, Mumtaz, meninggal dunia menjelang prosesi wisuda sebagai dokter muda.
Sepeninggal ayah, kakak, dan adiknya, Faida harus memikul tugas dan tanggung jawab yang cukup besar.
Kala itu, dia juga menjabat sebagai direktur di dua rumah sakit sekaligus, direktur lembaga pendidikan perawat, dan mengelola tiga lembaga pendidikan di Jember dan Banyuwangi.
Terjun ke dunia politik
Pada 2016, Faida memutuskan untuk terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai Bupati Jember. Faida menggandeng KH. A. Muqit Arief dan diusung oleh tiga partai, yakni PDI-P, Nasdem, dan PAN.