Berita Eksklusif Tribun Jambi

Eksklusif, Kisruh Stockpile Batu Bara Desa Kunangan, Harus Ada Izin Proyek Area

Kini, masyarakat Desa Kunangan mulai khawatir nasib sawah-sawah mereka, setelah melihat tanah yang diketahui milik konglomerat yang ada di wilayah de

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Deddy Rachmawan
TRIBUN JAMBI/IST
Seorang petani berjongkok di tepi sawah yang menggenang setelah hujan, Selasa (14/7/2020). Di seberang sana, tanah seluas 4 hektare sudah ditimbun, diindikasikan akan dibangun stockpile batu bara 

Kini, masyarakat Desa Kunangan mulai khawatir nasib sawah-sawah mereka, setelah melihat tanah yang diketahui milik konglomerat yang ada di wilayah desa mereka, mulai didatangi alat berat.

TRIBUNJAMBI.COM - Menanggapi problem indikasi pembangunan stockpile batu bara di Desa Kunangan, Kecamatan Tanggo Rajo, Kabupaten Muaro Jambi, pihak Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi menjelaskan, persoalan izin stockpile batu bara tidak diatur secara khusus dalam undang-undang.

Kepala Bidang Tambang Umum Dinas ESDM Provinsi Jambi, Novaizal menjelaskan, perizinan hanya diperlukan untuk proyek area.

"Izin khusus stockpile itu tidak ada, yang ada cuma izin proyek area" katanya.

Izin tersebut, kata dia, berdasarkan rekomendasi Dinas Lingkungan Hidup dan dikeluarkan Dinas PMPTSP setempat.

Berdasarkan data Dinas ESDM, ada 144 perusahaan batu bara yang beroperasi di Provinsi Jambi, yang didominasi Kabupaten Sarolangun, Batanghari, dan Bungo.

Sebanyak 126 di antaranya merupakan penanaman modal dalam negeri, sementara sisanya sebanyak 18 perusahaan merupakan penanaman modal asing dan BUMN.

Dari 126 perusahaan tersebut, hanya 41 perusahaan yang melakukan kegiatan penambangan dengan realisasi produksi 4,9 juta ton per tahun. 

Seperti diberitakan, selama puluhan tahun, sebagian masyarakat di Desa Kunangan, Kecamatan Tanggo Rajo, Kabupaten Muarojambi, hidup dari hasil pertanian.

Namun, seiring waktu, industri di Kabupaten Muarojambi mulai mengepung sawah-sawah, tidak terkecuali di Desa Kunangan.

Kepala Desa Kunangan, M Fauzi menyampaikan, lahan sawah di desa itu awalnya seluas 120 hektare, baik secara keluarga mau pun secara pribadi.

"Dari 120 hektare itu, kita mendapat tantangan berat di wilayah kita ini. Kita dikelilingi kawasan industri," katanya, Selasa (14/7) lalu.

Sayangnya, jumlah itu kini tersisa sekitar 70 hektare saja.

Sebelumnya, jika rata-rata sawah ini dimiliki 15 tumbuk per keluarga, setidaknya bisa menghidupi satu tahun keluarga di Desa Kunangan.

Ibu Bersebadan dengan Anaknya Disaksikan Dua Anak Perempuan, Terjadi di Sulawesi

Kim Jong Un akan Dikudeta Adiknya Perempuannya? Ahli Ungkap Kejanggalan Gerakan Kim Yo Jong

Daftar Harga Sepeda Lipat - Polygon, United Stylo Rp 1,7 Juta, Pasific hingga Element

Millendaru Bongkar Trik Tampil Seksi Saat Pakai Bikini, Ashanty dan Aurel Hermansyah Dibuat Syok

Tapi sekarang mereka sudah jauh dari harapan itu, karena humus kesuburan tanah berkurang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved