Sudah Musim Kemarau dan Rawan Karhutla, Damkar Bungo Justru Kekurangan Armada
Hingga saat ini unit armada pemadam kebaran di Kabupaten Bungo masih kurang, dari jumlah ideal 20 unit.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BUNGO - Hingga saat ini unit armada pemadam kebaran di Kabupaten Bungo masih kurang. Hal ini disampaikan oleh Komandan Wilayah Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Bungo, Afdal Arif.
Afdal menyebutkan, idealnya armada pemadam yang dimiliki Kabupaten Bungo saat ini 20 unit. Namun yang dimiliki saat hanya 12 unit.
"Bungo ada 17 Kecamatan, idealnya tiga kecamatan dalam kota seperti Kecamatan Pasar Muara Bungo, Rimbo Tengah, dan Bungo Dani masuk wilayah pos komando, dan 14 kecamatan lainnya masing - masing memiliki satu pos," ucapnya.
• Pemkab Tanjabbar Tengah Godok Ranperda Protokol Kesehatan untuk Gelar Hajatan
• Persembunyian DPO Curanmor di Jambi Tercium Polisi, Alamsyah Babak-belur Dihajar Massa
Disampaikannya, saat ini masih ada dua kecamatan yang memiliki pos pemadam, namun tidak memiliki armada pemadam. Jika terjadi kebakaran, maka petugas terpaksa memadamkan api memadamkan api dengan manual.
"Kemarin ada ada pos yang tidak ada armada, yakni Muko- Muko Bathin VII, Limbur Lubuk Mengkuang, dan Jujuhan Ilir. Tapi beberapa hari lalu Jujuhan Ilir sudah diberikan armada. Kalau pengadaan armada terakhir tahun 2015," jelasnya.
Saat ini, lanjut Afdal, masih ada kecamatan yang sama sekali belum memiliki pos pemadam. Kecamatan tersebut adalah Bathin III Ulu, Tanah Sepenggal, dan Bathin II Peluang.
"Kalau saat ini Bathin III Ulu dibackup oleh Rantau Pandan, Tanah Sepenggal dibackup oleh Tanah Sepenggal Lintas, dan Bathin II Peluang dibackup oleh Tanah Tumbuh ," jelasnya.
Disampaikannya, ideal satu pos satu kecamatan ini bukannya tidak memiliki dasar. Berdasarkan aturan, wilayah yang jangkau pos pemadam paling jauh tujuh kilometer.
"Kalau kondisinya seperti saat ini yang kita takuti jika memasuki musim Karhutla. Titik kebakaran banyak, namun armadanya kurang. Dampaknya pemadaman jadi tidak maksimal ," tutupnya.(Tribunjambi.com/ Darwin Sijabat)