Virus Corona
Kangen Istri yang Hamil Tua, Pasien Covid-19 di Sumenep Kabur dari Ruang Isolasi
Pria yang merupakan pasien Covid-19 nekat kabur saat sedang menjalani isolasi di Rumah Sakti Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh Anwar.
Padahal sistem kesehatan mereka sudah sangat canggih dan gratis untuk semua warga.
Masih ada satu negara di Eropa yang terlihat masih damai dan tidak terpengaruh dengan virus Corona, yaitu Rusia.
Meski banyak yang menyebut mereka belum sebutkan angka yang sebenarnya dari total pasien Covid-19 mereka, masih menjadi pertanyaan juga mengapa hanya ada sedikit infeksi terjadi di Rusia.
Namun rupanya ada studi baru yang tunjukkan jika Rusia memanfaatkan virus Corona untuk membuat tatanan dunia baru.
Sebelumnya melansir express.co.uk, Presiden Rusia Vladimir Putin dituduh mengeluarkan propaganda yang menyatakan virus tersebut adalah senjata dari kekuatan barat.
• Tak Berdaya Hadapi Todongan Senjata Api, Pasutri Ini Relakan Motor dan Laptop Digasak Perampok
Sementara China dan Rusia sama-sama dituduh Uni Eropa dalam menyebarkan informasi yang salah terkait virus baru ini.
Penulis studi tersebut, Sergey Sukhankin menyebut tujuan Putin adalah untuk menggeser kekuatan Barat.
"Rusia sepertinya berniat merusak solidaritas antar anggota Uni Eropa dan mengkapitalisasi kelemahan di dalam Eropa untuk menjelaskan konflik lebih luas lagi.
"Covid-19 dilihat sebagai cara ideal bagi Rusia untuk mengacaukan tidak hanya Uni Eropa tetapi juga kekuatan yang mereka bangun dengan Amerika Serikat dan Kanada."
Dinas Luar Negeri Eropa, sebuah lembaga independen Uni Eropa yang menangani hubungan diplomatik UE dengan negara-negara di luar UE menyebut rekaman lebih dari 150 kasus informasi pro-Kremlin terkait Covid-19 antara bulan Januari sampai akhir Maret.
"Informasi yang salah yang digembar-gemborkan oleh media pemerintah Rusia dan media pro-Kremlin terkait Covid-19 masih ada sampai saat ini.
• SEDANG TAYANG! Laga Seru Liga Italia AC Milan Vs Juventus Tonton di Streaming beIN Sports 2/RCTI
"Tujuan lebih besar adalah untuk memperparah krisis kesehatan publik di negara Barat, seiring dengan strategi Kremlin lebih luas untuk membuat masyarakat Eropa kembali miskin."
Tuduhan terhadap Rusia dan China tersebut datang saat kedua negara telah mengirim tenaga medis dan bantuan kesehatan ke Uni Eropa.
Italia menerima suplai dan 100 tenaga medis militer dari Rusia pada akhir bulan kemarin.
Sementara China mengirim 1.700.000 masker medis ke Yunani, dan tenaga medis mereka kirim ke Inggris.