Editorial
Ancaman Karhutla di Depan Mata
Dan setiap kemarau tiba, bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mengancam kita.
Akhirnya kita tiba di bulan Juli yang sudah berjalan sepekan. Sesuai prediksi BMKG, Juli ini dan beberapa bulan ke depan, Jambi mulai memasuki musim kemarau.
Dan setiap kemarau tiba, bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mengancam kita. Faktanya, sejumlah lahan di Kabupaten Muarojambi, Sarolangun telah terbakar.
Peristiwa ini tentu harus menjadi alarm bagi pemangku kebijakan di Provinsi Jambi. Kita bersyukur, pemerintah daerah sudah bergerak cepat.
Provinsi Jambi sudah berstatus siaga darurat karhutla. Selasa (6/7) lalu, digelar langsung apel siaga dan pelatihan bersama pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
• Akhir Juni, Kebakaran Hutan Terjadi di Sarolangun, 1 Hektare Hangus
• KPU Provinsi Jambi Tunggu SK Pemberhentian Komisioner KPU Bungo
• Usai Bacok Saudaranya Hingga Tewas Bersimbah Darah, Pria Ini Cuek Tetap Lanjutkan Pekerjaan di Kebun
Turut hadir Pangdam II/Sriwijaya Mayjend TNI Irwan, Danrem 042/Garuda Putih Brigjen M Zulkifli, Kapolda Jambi Irjen Pol Firman Shantyabudi, Sekda Provinsi Jambi Sudirman dan sejumlah pihak terkait.
Tentu acara seperti ini jangan sebatas sermonial belaka. Namun harus menjadi pengingat dan komitmen bahwa agar jangan sampai karhutla terulang.
Terlebih bila hutan dan lahan sengaja dibakar.
Memang, sejauh ini karhutla yang terjadi belum menimbulkan masalah besar berupa kabut asap.
Berkaca dari tahun lalu, karhutla membuat kualitas udara sejumlah wilayah di Jambi buruk bahkan berbahaya.
Kita sudah dihantui pandemi corona. Jangan sampai ditambah lagi dengan asap. Tentu kita semua tak mau masalah ini terjadi.

Karena itu, jangan biarkan pemerintah kita bekerja sendiri. Saat ini, berbagai upaya memang sudah dilakukan.
Patroli digiatkan, pemadaman lahan terbakar dilakukan dan imbauan terus digaungkan. Tinggal kita mau ikut atau tidak.
Paling tidak, dengan kondisi sekarang, jangan buka lahan dengan cara membakar. Meski alasannya sekadar bakar sampah. Karena beberapa kasus selama ini, Karhutla justru terjadi karena perbuatan kecil itu.
Selain mencegah titik api, masyarakat juga harus berani melaporkan jika tahu ada oknum yang membakar lahan.
Dengan demikian, api bisa dipadamkan selagi masih kecil. Dengan aksi-aksi sederhana ini, maka kita terlibat dalam upaya mencegah terjadinya bencana besar di negeri ini. (*)