Beredar Kabar 91 Juta Data Pengguna Tokoepdia Bocor di Facebook, Begini Tanggapan Pihak Terkait

Terkait kebocoran data pengguna di media sosial itu pun ditanggapi dan tindakan yang telah dilakukan oleh pihak Tokped.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
(Tokopedia)
Logo Tokopedia 

TRIBUNJAMBI.COM - Kabar data pengguna Tokopedia bocor bukan isapan jempol saja. Baru-baru ini, data 91 juta pengguna Tokopedia ( Tokped) bocor di Facebook.

Terkait kebocoran data pengguna di media sosial itu pun ditanggapi dan tindakan yang telah dilakukan oleh pihak Tokped.

Bocoran data ini antara lain berisi informasi e-mail, nama lengkap, dan nomor ponsel puluhan juta pengguna tersebut.

Lantas, bagaimana mengecek akun Tokped Anda, apakah ikut bocor atau tidak? 

2 Kg Emas Raib Dibawa Perampok Bersenjata Api dari Toko Emas Sinar Gemilang

Kembali Bertemu Empat Mata, Begini Penampakan Jokowi dan Prabowo Tertawa Lepas di Istana Negara

Artikel di bawah ini akan memberi panduan kepada Anda untuk mengecek akun Tokped Anda ikut diretas atau tidak.

Namun, terlebih dahulu mari simak tanggapan dari pihak Tokped terkait masalah kebocoran data pengguna.

Lewat pernyataan tertulis, pihak Tokopedia menegaskan bahwa informasi password pengguna dilindungi dengan enkripsi, sehingga sulit dibuka oleh pihak lain, kalaupun bocor.

"Kami telah melaporkan hal ini ke pihak kepolisian dan juga mengingatkan seluruh pihak untuk menghapus segala informasi yang memfasilitasi akses ke data yang diperoleh melalui cara yang melanggar hukum," ujar VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak.

Bisa digunakan untuk tindak kejahatan

Meski demikian, Chairman Lembaga Riset Siber Indonesia Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha mengatakan bahwa nomor ponsel, nama, dan e-mail yang kadung bocor juga dapat digunakan untuk tindak kejahatan.

Pratama mencontohkan kejahatan phising atau scam.

Dengan informasi nama dan nomor ponsel/e-mail, seseorang menghubungi korban dengan mengaku sebagai pihak Tokopedia, kemudian meminta uang atau coba mendapatkan informasi sensitif seperti password.

"Lebih dari itu, nomor-nomor tersebut sangat rentan disalahgunakan untuk tindak kejahatan serius dan berdampak luas, seperti menyebarkan hoaks," ujar Pratama kepada KompasTekno lewat pesan singkat, Minggu (5/7/2020).

Informasi nama, e-mail, dan nomor telepon yang valid, lanjut dia, juga memudahkan pelaku kriminal siber dalam melakukan profiling.

Misalnya, dari nama bisa diketahui informasi seperti suku dan agama.

Halaman
123
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved