Penyakit di Ketinggian Sering Menyerang Para Pendaki Gunung, Begini Gejala dan Cara Mencegahnya
Sempat ditutup karena pandemi Covid-19, kegiatan pendakian gunung kembali dibuka di era "New Normal".
- sakit kepala
- mual
- sesak napas
- gangguan tidur
Gejala tersebut biasanya terjadi setelah beberapa jam kita berada di tempat yang tinggi dan mereda ketika tubuh bisa beradaptasi dengan lingkungan.
Dalam beberapa kasus, tubuh manusia tidak bisa menyesuaikan diri dengan ketinggian sehingga bisa mengalami komplikasi seperti merasa kebingungan, kesulitan berjalan, sakit kepala yang parah, sesah, dan batuk darah.
Jika gejala yang dialami termasuk ringan, kita bisa mengatasinya hanya dengan beristirahat selama beberapa menit.
Saat gejala yang terjadi tergolong parah, Choi menyarankan untuk segera mencari pertolongan medis.
Cara mencegah
Cara terbaik untuk mengobati penyakit ketinggian adalah dengan melakukan persiapan sebaik mungkin sebelum mendaki.
Sebelum mendaki, lakukan hal berikut ini untuk mengurangi risiko penyakit ketinggian:
- Hindari kafein dan alkohol
Hindari minuman berkafein dan alkohol sebelum perjalanan mendaki. Menurut Choi, kafein dan alkohol bisa memengaruhi kemampuan kita untuk menyesuaikan diri dengan ketinggian.
"Kafein dan alkohol juga bisa mempengaruhi tingkat hidrasi tubuh sehingga kita rentan mengalami penyakit ketinggian," ucap Choi.
- Perbanyak minum air putih
Salah satu cara terbaik untuk membantu tubuh menyesuaikan diri dengan ketinggian adalah dengan minum lebih banyak air.
Daerah dataran tinggi memiliki kelembaban udara yang rendah sehingga cairan dalam tubuh juga cepat menyusut. Itu sebabnya, kitan harus minum air putih lebih banyak agar tidak dehidrasi.
Sumber : Kompas.com