Tahun 1986 Terkena Bencana Nuklir, Kondisi Terkini di Chernobyl, Tak Boleh Ditinggali Manusia

Pada 26 April 1986, terjadi kecelakaan reaktor nuklir di Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl di dekat kota Pripyat, Uni Soviet.

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ir0n4ss
Kondisi Terkini di Chernobyl 

TRIBUNJAMBI.COM – Apakah teman-teman pernah mendengar tentang bencana Chernobyl?

Pada 26 April 1986, terjadi kecelakaan reaktor nuklir di Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl di dekat kota Pripyat, Uni Soviet.

Saat ini, wilayah itu termasuk dalam negara Ukraina.

Bencana nuklir saat membuat wilayah di sekitar Chernobyl dan sekitarnya tidak boleh ditinggali oleh manusia.

Proyek penelitian yang mengamati kondisi alam liar di Chernobyl
Proyek penelitian yang mengamati kondisi alam liar di Chernobyl (Proyecto TREE/Sergey Gaschack via The Conversation)

Para penduduk pun meninggalkan tempat itu demi menghindari dampak radiasi nuklir yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Selama bertahun-tahun, wilayah sekitar Chernobyl yang ditinggalkan jadi seperti kota mati, karena tidak ada kehidupan manusia.

Namun, ada juga hal baik yang justru terjadi pada kehidupan alam liar di sana, lo.

Gara-gara Tersulut Emosi Arif Lempar Putri dengan Batu Gilingan, di Pengadilan Ia Divonis 1,6 Tahun

Intip Ramalan 12 Zodiak Untuk Besok Kamis 2 Juli 2020: Kerja Libra Dilirik Bos, Leo Jadi Serius

Keadaan Alam Chernobyl Setelah Puluhan Tahun Berlalu

Wilayah yang terkontaminasi radiasi nuklir Chernobyl disebut Zona Ekslusi Chernobyl yang luasanya mencakup 2.589 kilometer persegi.

Lambat laun, dampak radiasi semakin berkurang, sehingga ilmuwan bisa melakukan berbagai penelitian di sana, termasuk penelitian satwa liar.

Karena ditinggalkan oleh manusia, Zona Ekslusi Chernobyl juga menjadi wilayah yang kini ditinggali banyak hewan.

Berdasar laporan paa peneliti, di sana ada serigala, beruang cokelat, bison, lynx, kuda Przewalksi, ratusan spesies burung, dan banyak yang lainnya.

Tahun lalu, sebagian besar kelompok peneliti yang meneliti kehidupan alam liar Chernobyl mengadakan pertemuan di Inggris.

Para peneliti saling membagikan dan mendiskusikan hasil penelitian masing-masing tentang alam liar Chernobyl.

Saat itu, peneliti menyimpulkan bahwa area itu memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, teman-teman.

Kelompok hewan yang diteliti juga menunjukkan bahwa populasinya tetap stabil dan tidak begitu terpengaruh oleh tingkat radiasi di sana.

Selain mamalia dan burung, di sana juga ditemukan ada banyak amfibi, lo.

Bahkan, ditemukan bahwa beberapa hewan menunjukkan adanya adaptasi terhadap kondisi alam yang dipengaruhi radiasi.

Misalnya, katak yang hidup dalam zona eksklusi memiliki kulit yang lebih gelap dibandingkan dengan katak yang hidup di luar zona eksklusi.

Kemungkinan, ini merupakan bentuk hewan melindungi diri dari pengaruh radiasi.

Pandemi Covid-19, BPOM Jambi Lakukan Pengawasan Terbatas Bahkan Sampai Daring

Ukuran Tubuh Via Vallen Dibanding Nella Kharisma Selisih 3 Cm, Tak Heran Goyangan Menarik

Pengaruh Radiasi pada Hewan dan Tumbuhan

Meski populasi hewan dan keanekaragaman hayati di Chernobyl saat ini stabil, namun ada beberapa hewan dan tumbuhan yang mengalami pengaruh buruk radiasi.

Di wilayah Zona Eksklusi Chernobyl, ada hutan pinus yang sekarang disebut Red Forest, karena mati warnanya berubah seperti karat akibat pengaruh debu radioaktif.

Pada hewan, misalnya sebagian serangga ada yang di Zona Ekslusi Chernobyl ada yang berusia lebih pendek dan lebih mudah terkena penyakit.

Ada juga burung yang memiliki albinisme tingkat tinggi.

Albinisme adalah kondisi yang disebabkan oleh kekurangan melanin atau zat warna gelap dalam tubuh.

Selain itu ada juga burung yang mengalami gangguan fisik atau genetika, terutama yang tinggal di tempat dengan tingkat kontaminasi tinggi.

Namun, pengaruh itu tidak begitu dirasakan di area yang ditinggali banyak hewan liar.

Peneliti menyimpulkan bahwa para satwa liar lebih bisa beradaptasi dibandingkan perkiraan peneliti sebelumnya.

Beberapa hewan yang beradaptasi juga menunjukkan bahwa mereka bisa mangatasi radiasi dan hidup di zona yang ontaminasinya tinggi.

Mamalia besar juga bisa hidup dengan baik, terutama karena tidak ada manusia dan tingkat perburuan lebih sedikit.

Wah, ternyata meskipun pernah terkena bencana, sekarang alam liar di Chernobyl justru membaik, ya! (Bobo.id)

Fakta Sosok Surya Atmaja, Pria yang Undang Rhoma Irama di Acara Khitanan & Buat Bupati Bogor Murka

Pose Monyong Sambil Pejam Mata, Marion Jola Diserbu Komentar Genit Netizen

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved